Gaza, mu4.co.id – Perang antara Israel dan Milisi Hamas (pasukan terbesar di antara kelompok muslim Palestina) yang berlokasi di Jalur Gaza Palestina, telah terjadi sejak 7 Oktober 2023 lalu hingga sekarang, bahkan kondisi saat ini semakin memanas, dan bertambahnya korban yang berjatuhan hingga mencapai 2.000-an nyawa telah tewas.
Selain itu, ultimatum atau peringatan terakhir waktu untuk warga mengungsi pun juga telah habis, pada Sabtu petang, pukul 16.00 waktu setempat, Sabtu (14/10/2023). Militer Israel siap serang Gaza dalam tenggat waktu 6 jam jika warga sipil di Gaza tidak segera mengungsi.
Pasukan Militer Israel atau (Israel Defense Forces/IDF) pun mempersiapkan operasi skala besar dari udara, laut, dan darat secara serentak ke Gaza, Palestina, yang bertujuan untuk mengincar milisi Hamas.

“Berbagai batalyon dan pasukan militer dikerahkan di seluruh Israel sebagai persiapan untuk meningkatkan tingkat kesiapan dan persiapan untuk tahap perang selanjutnya, terutama operasi darat besar-besaran,” Pernyataan IDF yang dikutip dari Aljazeera (organisasi berita independen Qatar)
IDF didukung oleh tim komando cadangan yang kuat disertai dengan dukungan logistik yang luas untuk maju ke tahap selanjutnya, dan menyesuaikan peralatan unit tempur dengan kebutuhan mereka dengan cepat.
Data korban terbaru menurut kementerian kesehatan palestina, setidaknya ada 2.269 warga yang telah tewas, dan ada lebih dari 9.800an yang terluka akibat serangan Israel baik di Jalur Gaza maupun Tepi Barat. Termasuk di dalamnya UNICEF mencatat lebih dari 700 anak-anak tewas di Gaza, dan 2.450 anak-anak lainnya terluka.
Baca juga: Dampak Perang Israel-Palestina, Muhammadiyah Siap Bangun Rumah Sakit Lapangan di Gaza
Jumlah korban tersebut diduga akan bertambah lagi karena IDF (militer Israel) menyebutkan bahwa jet tempurnya akan melakukan serangan besar-besaran di seluruh Jalur Gaza. IDF juga mengklaim telah membunuh komandan udara Hamas, yang dikatakan tewas dalam serangan jet tempur Israel ke markas operasional yang digunakan oleh para milisi.
Selain itu, dikabarkan bahwa seorang wartawan kantor berita Reuters tewas akibat serangan Israel ke selatan Lebanon saat meliput pada Jumat (13/10/2023) lalu, serta 6 jurnalis lainnya dari AFP, Reuters, dan Al Jazeera juga ikut terluka dalam serangan yang sama.
Sementara itu Kelompok Milisi Hamas mendapat dukungan dan bantuan mediasi dari Rusia dalam upaya menghentikan serangan Israel ke Jalur Gaza, Palestina.

Presiden Rusia, Vladimir Putin mendesak kedua belah pihak dalam perang ini, yaitu Hamas dan Israel, untuk meminimalkan atau mengurangi hingga nol korban sipil, pada Rabu (11/10/2023). Dan pada Jumat (13/10/2023) lalu, Putin menegaskan kembali dukungan negaranya terhadap pembentukan negara Palestina merdeka dan penerapan resolusi PBB yang relevan.
Ia menekankan bahwa perluasan zona konflik dapat menimbulkan konsekuensi serius. Menurut Putin, dalam beberapa tahun terakhir, fokusnya adalah pada pemenuhan kebutuhan material penduduk yang tinggal di wilayah Palestina.
Di lain hal, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak beri bantuan ke Israel dengan mengerahkan 2 kapal parang Angkatan Laut Kerajaan Inggris dan pesawat pengintai ke Mediterania timur, untuk memperkuat stabilitas regional dan mencegah meluasnya konflik.
Sementara untuk negara Indonesia sendiri memilki kesulitan untuk menyalurkan bantuan. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyampaikan rencana penyaluran bantuan dari organisasi kemasyarakatan (ormas) Indonesia ke Jalur Gaza sulit dilakukan karena warga Gaza sendiri susah untuk keluar dari wilayah tersebut.
Baca juga: Berikut Ini Tujuh Pernyataan Sikap Muhammadiyah Atas Pecahnya Perang Israel-Palestina
“Persoalannya sekarang banyak bantuan kemanusiaan dari Indonesia yang ingin diteruskan ke Jalur Gaza. Persoalannya bukan di pemerintah Indonesia, tapi persoalannya adalah situasi di lapangan. Untuk keluar saja susah apalagi masuk,” kata juru bicara Kemlu RI Lalu Muhamad Iqbal dalam press briefing di Kemlu RI, Jumat (13/10/2023).

Iqbal mengatakan dalam situasi konflik seperti itu, yang bisa bergerak hanyalah Komite Internasional Palang Merah (ICRC), yaitu organisasi internasional yang bertujuan menjamin perlindungan dan bantuan kemanusiaan bagi korban konflik bersenjata dan situasi kekerasan lain, yang bergerak di bawah hukum perikemanusiaan.
Iqbal juga menyampaikan bahwa Sejak perang pecah, Kemlu RI telah mengeluarkan peringatan perjalanan dan mengimbau warga negara Indonesia (WNI) termasuk ormas maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM), untuk menunda perjalanan ke wilayah Palestina dan Israel dalam waktu dekat, serta meminta agar WNI di Palestina dan Israel segera meninggalkan kedua wilayah tersebut demi keselamatan dan keamanan masyarakat sendiri.
“Menimbang situasi keamanan terakhir dan demi keselamatan para WNI, pemerintah RI mengimbau agar WNI yang berada di wilayah Palestina maupun Israel segera meninggalkan wilayah tersebut,” demikian keterangan Kemlu RI, Selasa (10/10/2023).
Sumber: cnnindonesia.com