Media Berkemajuan

9 Mei 2025, 09:51
Search

Para Peneliti Siap Ungkap Misteri Dibalik Hilangnya Pesawat MH370

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
[Foto: international.sindonews.com]

Jakarta, mu4.co.id – Masih ingat dengan hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370? Pesawat tersebut telah hilang pada 8 Maret 2014 setelah 38 menit lepas landas. Akhir-akhir ini, para peneliti akan segera mengungkapkan misteri dibalik hilangnya pesawat itu. 

Melansir dari News.com.au, sebuah laporan sebanyak 229 halaman yang dirilis pada Rabu (30/8/2023) menyebutkan puing-puing MH370 kemungkinan berada di sekitar 1560 km sebelah barat Perth, Australia.

Hasil tersebut ditemukan teknologi radio amatir, weak signal propagation reporter (WSPR) yang digunakan oleh para peneliti, yakni Richard Godfrey, Dr. Hannes Coetzee, dan Profesor Simon Maskel untuk membantu mendeteksi dan melacak jalur penerbangan MH370.

Baca juga: Pesawat Luar Angkasa Chandrayaan-3 Milik India Berhasil Mendarat di Bulan

“Teknologi ini telah dikembangkan selama tiga tahun terakhir. Hasilnya merupakan bukti baru yang kredibel,” tulis pernyataan para peneliti, dikutip Sabtu (2/9/2023).

“Hasil ini sejalan dengan analisis Boeing dan analisis arah angin oleh University of Western Australia terhadap puing-puing yang ditemukan di sekitar Samudra Hindia,” lanjut pernyataan tersebut.

Berdasarkan laporan, ketika pesawat melintasi sinyal radio amatir atau koneksi WSPR, sinyal-sinyal tersebut terganggu dan rekamannya disimpan dalam sebuah basis data global.

Untuk penelitian ini menggunakan 125 gangguan tersebut agar membantu melacak jalur pesawat selama lebih dari enam jam setelah salah satu kontak radio terakhirnya sekitar pukul 18.00.

Baca juga: Tenggelam 111 Tahun, Peneliti Ungkap Model 3D Bangkai Kapal Titanic

Hasil yang didapat, data Boeing, satelit Inmarsat, dan analisis arah angin, menunjukkan “hasil multidisiplin yang signifikan”, yakni lokasi kecelakaan yang sama.

“Bersama dengan [data tersebut)], gambaran lengkap tentang jam terakhir penerbangan MH370 dapat disusun,” kata para peneliti.

“Penerbangan MH370 diarahkan ke Samudra Hindia. Pesawat tersebut jatuh karena kehabisan bahan bakar […] pada suatu saat setelah sinyal terakhir setelah tengah malam,” lanjut para peneliti.

Dr. Westphal yang pertama kali mengusulkan penggunaan WSPR untuk melacak MH370 pada Juli 2020.

Pada kedalaman 4 ribu meter, lokasi baru yang diajukan oleh para ilmuwan ini condong ke utara dari perkiraan para peneliti dan penyidik sebelumnya. Selain itu, kemungkinan besar sekitar separuh dari area 130 km x 89 km yang diklaim oleh para peneliti sebagai lokasi kecelakaan telah ditelusuri.

Pakar penerbangan, Geoff Thomas, mengaku optimistis tentang laporan tersebut meskipun telah menerima sejumlah penolakan.

“Ada beberapa kritik, tetapi laporan ini telah melalui proses peninjauan oleh rekan sejawat. Laporan ini disusun dalam waktu empat tahun dan telah ditinjau berulang kali, ” kata Thomas.

“Mereka (para peneliti) yakin bahwa mereka telah menemukan lokasi di mana pesawat ini berada,” lanjutnya.

Hilangnya MH370 menjadi sejarah kelam bagi Malaysia Airlines dan dunia penerbangan. Terlebih, peristiwa ini terjadi beberapa bulan sebelum MH17 ditembak jatuh di Ukraina.

Sebagai informasi MH370 rute Malaysia menuju Beijing berangkat sekitar pukul 17.00 waktu setempat dengan 12 awak dan 227 penumpang dari 14 negara, termasuk 153 orang dari Tiongkok.

Sekitar pukul 17.20, Kapten MH370, Zaharie Shah, merespons kendali lalu lintas udara Malaysia dan mengatakan “…kontak Ho Chi Minh (…) selamat malam.”

Tak lama dari itu, pesawat tersebut menjadi “gelap” sebelum mengubah arah kembali ke atas Malaysia. Rute itu disebut sebagai arah yang berlawanan dari jalur penerbangan yang sebenarnya.

Data radar sipil dan militer utama melaporkan MH370 kembali melintasi Selat Malaka dan ke Samudra Hindia. Setelah sekitar 7,5 jam, MH370 kehabisan bahan bakar dan kemudian jatuh ke dalam laut dan tidak pernah ditemukan. 

Beberapa tahun setelah kejadian tersebut, sebanyak 41 puing yang diklaim milik MH370 ditemukan di sekitar Madagascar.

Selama sembilan tahun menghilang, MH370 menciptakan banyak konspirasi, seperti pembajakan teroris, kebakaran, serangan siber, ditembak jatuh, hingga klaim bahwa pesawat tersebut direbut oleh Amerika Serikat (AS). 

Beredar juga kabar l Kapten Shah secara sengaja menjatuhkan pesawat ke Samudra Hindia. Pada 2018, pilot senior dan instruktur Boeing 777, Simon Hardy, mengklaim bahwa kecelakaan MH370 adalah hasil dari “pembunuhan-bunuh diri.”

Sumber: cnbcindonesia.com

[post-views]
Selaras