Media Berkemajuan

14 Desember 2024, 20:49

Menkomdigi Sebut Jayapura Akan Punya Pusat AI Awal 2025

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Menkomdigi, Meutya Hafi
Menteri Komunikasi dan Digital [Menkomdigi], Meutya Hafid [Foto: vica.co.id]

Jakarta, mu4.co.id – Indonesia bakal mempunyai pusat artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di Jayapura, Papua pada awal 2025 mendatang. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, dalam Indonesia AI Day di Jakarta, Kamis (14/11/2024).

“PR kita disini masih banyak, tapi komitmen dari mitra, partner-partner kita luar biasa. Termasuk mungkin boleh saya umumkan di sini bahwa Pak Vikram menargetkan Januari atau Februari kita akan punya AI Center di Jayapura,” ujarnya.

Meutya menjelaskan bahwa sebelumnya telah dilakukan kerja sama pembangunan pusat AI di Solo, Jawa Tengah dan sudah berjalan, namun ia tidak menjelaskannya secara detail. Oleh karena itu kehadiran pusat AI ini diharapkan tidak hanya ada di Solo, sehingga diadakan pembangunan fasilitas serupa di Jayapura.

Baca juga: RSJPD Harapan Kita Berhasil Lakukan Operasi Jantung Dengan Metode Robotik Pertama di Indonesia!

Selain itu, Meutya juga menyebut ingin membuat regulasi yang komprehensif demi kedaulatan Indonesia, tetapi tidak menghalangi adanya inovasi. “Jadi kita cari titik tengahnya, jadi kedaulatan tetap penting, tapi inovasi, investasi tetap masuk,” katanya.

Hal serupa juga disampaikan oleh President Director and CEO Indosat, Vikram Sinha yang meminta pemerintah untuk membangun fondasi kedaulatan AI di tengah masifnya adopsi teknologi ini di seluruh dunia.

“Bagaimana kita memastikan bahwa AI mendorong masyarakat Indonesia untuk bersaing dengan dunia? Kita hanya perlu menjadikan teknologi sebagai akselerator bagi mereka untuk membuka potensi penuh mereka,” kata Vikram.

“Hari ini, saya punya 3 permintaan. Saya punya Pak Erick (Menteri BUMN), saya punya Bu Menteri (Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid). Permintaan pertama saya adalah agar kita bisa membangun fondasi kedaulatan AI,” sambungnya.

Lebih lanjut, Vikram menyebut harus menganggap data sebagai sebuah sumber daya alam, dan harus dilindungi dan dijaga seperti menjaga budaya dan warisan. “Dan harus ada dukungan yang tepat, kebijakan, produktivitas, insentif untuk memastikan bahwa kita melakukan hal ini,” tuturnya.
(cnnindonesia.com)

[post-views]
Selaras