Bangkok, mu4.co.id – Bila anda berkesempatan menginjakkan kaki di kota Bangkok Thailand, maka luangkanlah waktu untuk mengunjungi sebuah masjid tertua di Bangkok yang didirikan oleh Haji Muhammad Saleh.
Masjid tersebut diberi nama Masjid Jawa (Jawa Mosque) karena ‘sang pendirinya’ adalah orang Jawa, yang tidak lain adalah mertua dari KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Pada 1906 Haji Muhammad Saleh mewakafkan sebidang tanah yang kemudian dibangun masjid di atasnya.
Meski telah berdiri 100 tahun lebih, masjid ini tetap berdiri kokoh dan menjadi salah satu pusat komunitas Muslim Thailand di Bangkok.
Masjid Jawa berada di daerah Sathorn, Bangkok, Thailand, tepatnya beralamat di jalan Soi Charoen Rat 1 Yaek 9. Masjid ini sebenarnya berlokasi di dalam gang di samping St Louis Hospital, namun masih berada di pusat kota Bangkok. Kawasan Soi Charoen Rat sendiri merupakan kawasan yang dihuni oleh banyak masyarakat Melayu dan keturunan dari perantauan orang Jawa.
Bila diperhatikan masjid ini berarsitektur khas Jawa dengan warna bangunan hijau muda dengan atap limasan berundak tiga. Jika dilihat sepintas mirip dengan Masjid Agung Kauman di Yogyakarta hanya saja dalam ukuran mini.
Baca juga: Indahnya Masjid Ramlie Musofa, Taj Mahal-nya Indonesia
Bangunan utama masjid berbentuk segiempat ukuran 12 x 12 meter dengan empat pilar di tengah yang menjadi penyangga. Selain sisi arah kiblat, di tiga sisi lainnya terdapat masing-masing tiga pintu kayu. Di luar bangunan utama, terdapat serambi dengan empat pintu yang terbuat dari jeruji besi. Di bagian depan (mihrab), terdapat sebuah mimbar kayu yang dilengkapi tangga. Di kanan dan kirinya terdapat dua buah jam lonceng, juga terbuat dari kayu.
Satu hal yang unik, masjid ini juga memiliki bedug dan kentongan yang dibunyikan secara bersamaan ketika memasuki waktu sholat, hal ini menunjukkan masih dipertahankannya budaya Jawa di masjid tersebut.
Baca juga: Kakanwil Kemenag Kalsel Silaturahmi dengan Pengurus Masjid Al-Jihad Banjarmasin
Ornamen tiang, langit-langit, mimbar dan teralis jendela masjid ini bergaya sangat Indonesia. Sehingga membuat anda sekejap seakan lupa bahwa anda sedang berada di negeri Gajah Putih, tetapi seperti masih berada di pulau Jawa.
Hampir semua warga yang tinggal di kawasan Sathorn ini masih memiliki pertalian darah dengan nenek moyang mereka yang asli orang Jawa yang dulu merantau ke Thailand. Namun, hubungan itu sudah terlampau jauh, hingga sudah generasi yang ke-sekian sehingga saat ini mereka tidak dapat berbahasa Jawa dan hanya bisa berbahasa Thailand.
Masjid Jawa ini juga memiliki madrasah dengan 100 siswa. Dan rutin digelar pengajian Al Quran setiap Ahad untuk dewasa dan Senin-Jum’at untuk anak-anak.