Madinah, mu4.co.id – Masjid Khandaq atau Masjid Al Ahzab (berkaitan dengan Qur’an Surah Al Ahzab) berada di lokasi peperangan Khandaq yang terjadi tahun ke-5 Hijriyah (Maret – April 627 Masehi).
Masjid ini berjarak 2,5 kilometer dari Masjid Nabawi, berada di kaki bukit Sila kota Madinah. Tepatnya berada di Jl. Abu Bakar Shiddiq.
Semula di tempat tersebut terdapat 7 masjid kecil yang berdekatan. Sehingga dinamakan Masjid Tujuh (sab’ah).
Bangunan-bangunan masjid kecil tersebut membentuk gugusan layaknya seperti pos pengawasan dalam sebuah benteng. Jarak antara masjid kecil satu dengan masjid kecil lainnya berkisar antara 100-130 meter.
Tetapi sekarang dikarenakan perluasan kawasan kota, maka 2 masjid terkena penggusuran oleh pemerintah setempat dan tersisa lima masjid. Dan oleh sebagian orang dinamai Masjid Khamsah, dalam bahasa arab artinya lima.
Masjid-masjid kecil itu diberi nama sesuai dengan nama penjaga pos-pos ketika terjadinya Perang Khandaq, diantaranya Masjid Salman Al Farisi, Masjid Abu Bakar, Masjid Umar, dan Masjid Ali, serta Masjid Saad bin Muadh / Fathimah Az-Zahra.
Sementara itu, di tengah-tengah berdiri sebuah masjid besar nan megah yang disebut Masjid Khandaq.
Masjid Khandaq menjadi salah satu bukti peninggalan sejarah Rasulullah sallallahu alaihi wasallam di kota Madinah. Dalam bahasa arab khandaq berarti parit.

Dalam sejarahnya Perang Khandaq terjadi karena para pemimpin Bani Nadir (kaum Yahudi–red) yang sebelumnya diusir dari Madinah, lalu mencari perlindungan ke kaum kafir Quraisy di Makkah.
Beberapa orang kelompok Yahudi Bani Nadhir dan diikuti sebagian orang dari kabilah Arab Bani Wail berangkat ke Mekkah untuk menjumpai orang-orang kafir Quraisy. Mereka adalah Huyai bin Akhthab, Kinanah bin Abdul Haqiq, Haudzah bin Qais Al-Waili, dan Abu Amir Al-Fasiq yang mencari perlindungan ke kaum kafir Quraisy Makkah. Mereka lantas memengaruhi para pemimpin Quraisy agar melawan Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam di Madinah.
Kemudian mereka juga gigih berkunjung ke kabilah arab lainnya yang ada di sekitar kota Mekkah dengan tujuan dan maksud yang sama. Mereka mengajak suku Ghathafan dan Bani Sulaim. Alhasil puluhan ribu orang berhasil dikumpulkan dan dihasut untuk ikut berperang. Dalam riwayat disebutkan sebanyak 10 ribu orang. Sebuah koalisi akbar yang pernah dirumuskan pada zaman dahulu untuk menghancurkan kaum muslimin! Lalu kaum Bani Nadir merencanakan penyerangan ke Madinah melalui wilayah Ar Rayah.
Mendengar rencana penyerangan puluhan ribu kaum kafir Quraisy dari Mekkah ini ke Madinah ini, sempat muncul rasa kekhawatiran dari kaum muslimin, karena jumlah kaum muslimin saat itu belumlah signifikan. Kemudian Rasulullah sebagai pemimpin perang tertinggi melakukan diskusi bersama pasukannya untuk mempersiapkan strategi jitu menghadapi serangan kaum kafir tersebut.
Seorang sahabat Rasullullah bernama Salman al Farisy memberikan gagasan untuk menghadapi tentara kafir Quraisy, yaitu dengan metode membuat parit yang amat besar yang membentang di sepanjang kota Madinah. Meskipun gagasan yang tercetus dari bawahan beliau itu belum pernah dilakukan sebelumnya, tetapi Rasulullah menunjukkan sikap demokratis dan menerima ide tersebut. Kemudian bersama para sahabat lainnya menjalankan strategi membuat parit tersebut sampai selesai.
Dalam pelaksanaan pembagunan parit tersebut Rasulullah sallallahu alaihi wasallam ikut membantu. Setiap 10 orang muslimin diharuskan menggali parit sepanjang 40 hasta. Dalam sebuah buku sejarah Islam disebutkan kaum muslimin mampu menggali parit tersebut sepanjang 5.544 meter, dan lebarnya 4,62 meter, dengan kedalaman parit 3.234 meter. Pendapat ahli sejarah menyebutkan parit tersebut selesai dalam waktu 10 hari, ada pula yang menyebutkan selesai dalam waktu 6 hari.
2 Peristiwa Bukti Kenabian Rasulullah
Saat proses penggalian parit besar tersebut, kaum muslimin menemui 2 peristiwa yang menunjukkan bukti kenabian Rasulullah sallallahu alaihi wasallam yaitu sebagaimana diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Ketika sedang menggali parit, kami terhalang oleh sebuah batu besar. Kemudian mereka pun mendatangi Nabi dan berkata, “Kami mendapatkan sebuah batu besar di dalam parit.” Beliau berkata, “Saya akan melihatnya.”
Lalu beliau berdiri sementara perutnya diganjal dengan sebuah batu. Sebab sudah tiga hari tidak mendapat makanan yang cukup. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil sebuah palu besar lalu memukulkannya ke atas batu besar tersebut dan batu itu pun hancur berkeping-keping. Jabir berkata kepadanya, “Ya Rasulullah, izinkan aku untuk pulang ke rumah.” Kemudian aku pun berkata kepada istriku, “Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu sabar dalam menahan lapar, apakah kamu memiliki sesuatu?” Istriku berkata, “Ya, sedikit gandum dan seekor anak kambing.” Kemudian Jabir menyembelih anak kambing tersebut dan menumbuk gandum lalu membakarnya.
Kemudian Jabir datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sementara adonan pun sudah mulai merekah dan daging pun hampir matang. Jabir berkata, “Aku memiliki sedikit makanan, datanglah engkau ya Rasulullah bersama satu atau dua orang lainnya.” Beliau bertanya, “Berapa banyak makanan itu?” Lalu aku pun menyebutkannya.
Beliau berkata, “Sungguh banyak lagi baik. Katakan kepada istrimu untuk tidak mengangkat panggangan daging dan roti dari tempat memasak hingga aku datang.” Lalu beliau berkata kepada orang-orang, “Berdirilah kalian semua!” Maka orang-orang Anshar dan Muhajirin pun bangkit.
Setelah sampai di rumahnya, ia pun masuk menemui istrinya dan berkata, “Celaka! Rasulullah mengajak semua orang Anshar dan Muhajirin.” Istri Jabir bertanya, “Apakah beliau bertanya kepadamu?” Jabir menjawab, “Ya.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Masuklah kalian dan jangan berdesak-desakan.” Lalu beliau memotong roti dan menaburkan daging di atasnya dan memberikannya kepada para sahabatnya.
Beliau terus memotong roti dan menyiramkannya hingga semua kenyang, sementara makanan masih tersisa banyak. Beliau berkata, “Makanlah kamu dan hadiahkan kepada orang-orang karena mereka juga lapar.” (HR. Bukhari, Fathul Bâri, ta’liq Syekh bin Baz, Bâb Ghazwatil Khandaq, 7/395). Dalam riwayat Bukhari yang lain disebutkan bahwa jumlah mereka yang ikut makan sebanyak seribu orang, padahal yang disiapkan Jabir hanya sedikit gandum dan seekor anak kambing yang sebenarnya cukup untuk menjamu beberapa orang saja.
Rasulullah Ditunjukkan Kemenangan atas Syam, Persia dan Yaman
Peristiwa lainnya yakni sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Ada riwayat dengan sanad yang bagus dari Barra’ bin ‘Azib, ia berkata, ‘Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk menggali parit, kami mendapatkan batu besar sehingga menghalangi pekerjaan kami, sementara batu tersebut tidak dapat kami hancurkan dengan godam (martil besar).
Lalu kami melaporkan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau pun datang dan mengambil godam seraya berkata, “Bismillah.” Lalu beliau memukulkan dengan sekali pukulan hingga hancur sepertiganya dan beliau berkata, “Allahu Akbar! Aku diberi kemenangan atas kerajaan Syam. Demi Allah, sungguh aku melihat istana-istana merahnya saat ini.”
Lalu beliau memukulkan untuk yang kedua kalinya, maka hancurlah sepertiganya lagi, seraya berkata, “Allahu Akbar!” Aku diberi kemenangan atas kerajaan Persia. Demi Allah sungguh aku melihat istana-istana putihnya.” Kemudian beliau memukulkannya kembali untuk yang ketiga kalinya seraya berkata, “Bismillah.” Maka hancurlah sisa batu tersebut. “Allahu Akbar! Aku diberikan kemenangan atas kerajaan Yaman. Demi Allah! Sungguh aku melihat gerbang San’a dari tempatku ini saat ini.” (Musnad Imam Ahmad:(30/626), Fathul Bâri, ta’liq Syekh bin Baz, Bâb Ghazwatil Khandaq, 7/397).
Sungguh Rasulullah telah diperlihatkan oleh Allah bahwa kelak umat Islam akan meraih kemenangan atas Syam, Persia dan Yaman. Padahal hal tersebut belum lagi terjadi!
Stretegi Perang Khandaq yang Tidak Pernah Terpikirkan Kaum Quraisy
Setelah pembuatan parit selesai dan tiba masanya ketika pasukan kaum kafir Quraisy dari Makkah sampai di perbatasan kota Madinah sebanyak 10 ribu orang. Sedangkan pasukan kaum muslimin yang dipimpin Rasulullah sallallahu alaihi wasallam hanya sebanyak 3.000 orang. Tetapi pasukan kaum Quraisy tidak menyangka akan menemui benteng pertahanan dari kaum muslimin ini.
Dalam peperangan Khandaq itu kaum kafir Quraisy terkejut melihat parit besar menghalangi langkah mereka, mereka tidak bisa menyeberangi parit yang dibangun kaum muslimin tersebut. Ketika pasukan mereka saling berhadapan, mereka hanya bisa bertarung jarak jauh, tidak bisa berperang seperti biasanya. Pasukan dari Abu Sofyan yang jumlahnya banyak tersebut hanya bisa bingung karena tidak bisa melewati parit itu. Strategi parit (Khandaq) ini saat itu merupakan sebuah strategi peperangan model baru yang cerdas di jazirah Arab.

Akhirnya kedua pasukan cuma bisa saling memanah saja, dikarenakan adanya parit. Sebanyak 6 orang gugur menjadi Syuhada dari kaum muslimin, sementara dari pihak kaum Quraisy ada 12 orang yang terbunuh. Dalam peperangan ini juga terjadi duel satu lawan satu antara Ali bin Abi Thalib melawan Amr bin Abdu Wudd, yang dimenangkan oleh Ali.
Baca juga: Masjid Masy’aril Haram di Muzdalifah, Tempat Ketika Rasulullah Pernah Salat Disini Saat Haji Wada’
Dari Gunung Sal’a (Sila) inilah Rasulullah sallallahu alaihi wasallam mengamati gerakan pasukan muslimin dan tentara pasukan lawannya. Di gunung ini pula beliau bermunajat sepanjang 3 hari lamanya, yang kemudian diturunkannya surat Al Ahzab ayat 9.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ جَاۤءَتْكُمْ جُنُوْدٌ فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيْحًا وَّجُنُوْدًا لَّمْ تَرَوْهَاۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرًاۚ
“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika bala tentara datang kepadamu, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang tidak dapat terlihat olehmu (malaikat). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.
Dalam peristiwa perang Khandaq di Madinah yang berlangsung lebih kurang 20 hari itu (ada yang menyebutkan 27 hari) tersebut akhirnya dengan pertolongan Allah, perang dimenangkan oleh kaum Muslimin.
Untuk mengenang sejarah perang Khandaq, lalu dibangunlah masjid pada masa pemerintahan Umar bin Abdulaziz yang berkuasa pada tahun 717-720 M. Semula keseluruhan terdapat 7 masjid kecil yang berdekatan diberi nama sesuai dengan nama penjaga pos-pos saat Perang Khandaq. Dan di bagian tengah dibangun Masjid Khandaq yang bagian kubahnya merupakan tempat dimana dahulu Rasulullah sallallahu alaihi wasallam duduk memanjatkan doa.