Media Berkemajuan

8 September 2024, 09:05

Mahasiswa ULM Hilang Saat Lakukan Penelitian di Hutan Kapuas. Bagaimana Kronologinya?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Tim masih dalam pencarian [Foto: ulm.ac.id]

Kapuas, mu4.co.id – Aditya Dharma Santoso (20), mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), dilaporkan hilang di hutan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) saat sedang melakukan penelitian Geotagging atau pendataan geografis.

“Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Palangka Raya menerima info dari BPBD Kapuas Bapak Riza bahwa korban terpencar saat melakukan Geotagging bersama kelompoknya dan sampai saat ini belum ditemukan,” ucap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Palangka Raya AA Alit Supartana, dikutip dari detik sulsel, Kamis (9/5).

Mahasiswa dari kampus Banjarmasin ini dilaporkan hilang di Desa Sei Ahas, Kecamatan Mantangai pada Kamis (2/5). Saat kejadian, korban tengah melakukan penelitian Geotagging bersama 15 orang temannya.

“Kemudian korban berpencar untuk melakukan Geotagging di petak 6, hingga sore hari tim lainnya berkumpul kembali dan menunggu di basecamp titik awal korban berkumpul akan tetapi korban tidak kunjung tiba,” ungkap Alit.

Karena itu, warga sempat melakukan pencarian di lokasi. Namun, sampai malam tetap tidak ada tanda-tanda keberadaan korban.

“Rekan korban berinisiatif melakukan pencarian dibantu oleh warga sekitar namun hingga saat ini korban masih belum ditemukan,” tuturnya.

Berdasarkan laporan tersebut, Alit telah mengirim tim dari Basarnas, didukung oleh TNI-Polri dan warga setempat, untuk melakukan pencarian di sekitar lokasi. Namun, sampai saat ini, perkembangan pencarian belum ada hasil dan tim sulit memiliki kesulitan jaringan dilokasi.

Baca Juga: Tiga Jemaah Haji Indonesia yang Hilang Sudah Ditemukan? Bagaimana Kondisinya?

“Kami telah memberangkatkan satu SRU (Search and Rescue Unit) menuju lokasi untuk segera melakukan pencarian kepada korban, update-nya belum ada dan tim sulit dihubungi karena terkendala sinyal,”

Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga terlibat dalam upaya pencarian korban. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kalteng, Ahmad Toyib, mengatakan bahwa selain tim pencarian, warga juga melakukan pencarian dengan mengadakan ritual adat.

“Upaya pencarian korban juga dilakukan dengan ritual adat masyarakat sekitar yang dilakukan di lokasi petak 6 dan 7, sampai dengan saat ini pukul 22.00 WIB pencarian masih tetap dilakukan dan korban belum ditemukan,” jelasnya.

Dia mengungkap bahwa tim gabungan mengalami kendala dalam pencarian korban. Sebab terhalang vegetasi atau tanaman yang tingginya mencapai 1-2 meter dan menghalangi pandangan pencarian.

“Kendala yang dihadapi di lapangan akses menuju lokasi serta mobilisasi personil hanya bisa menggunakan perahu kelotok dan lokasi pencarian korban berada di dalam hutan mengakibatkan terbatasnya visability karena terhalang vegetasi yang tingginya rata-rata 1-2 meter,” tuturnya.

Berikut kronologi hilangnya Aditya Dharma Santoso:

  1. Aditya berangkat menuju Desa Sei Ahas untuk melakukan geotagging bersama 15 mahasiswa ULM lainnya pada Kamis (2/5/2024).
  2. Aditya kemudian berpencar untuk melakukan geotagging di petak enam.
  3. Hingga sore hari rekan-rekan Aditya sudah berkumpul di titik yang sudah ditentukan namun Aditya tak kunjung tiba, bahkan rekannya menunggu selama sekira satu jam.
  4. Aditya dikabarkan pertama kali hilang kontak  sekira pukul 15.00 WIB
  5. pada Jumat (3/5/2024) tengah malam, operasi pencarian dilakukan di hutan Sei Ahas oleh tim dari ULM Banjarbaru di bantu warga dan tim kesehatan setempat.
  6. Karena tidak kunjung membuahkan hasil kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada BPBD Kapuas
  7. BPBD Kapuas kemudian memberangkatkan satu tim penyelematan menuju lokasi yang dilaporkan.
  8. Tim gabungan juga mulai memperluas lokasi pencarian hingga ke Desa Katimpun desa yang berdekatan dengan lokasi hilangnya Aditya. 

Sumber: detik sulsel, Web ULM

[post-views]
Selaras