Media Berkemajuan

15 Mei 2025, 05:20
Search

KSPI Catat PHK Awal 2025 Capai 60 Ribu, Beda Dengan Kemnaker Hanya 18 Ribu

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Presiden KSPI, Said Iqbal
Presiden KSPI, Said Iqbal [Foto: kspicitu.org]

Jakarta, mu4.co.id – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mencatat total ada 60 ribu pekerja telah mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dari 50 perusahaan sepanjang Januari hingga awal Maret 2025.

Presiden KSPI, Said Iqbal menyebut beberapa alasan terjadinya PHK diantaranya adalah perusahaan pailit, perusahaan dalam proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU), perusahaan melakukan efisiensi, hingga relokasi pabrik.

Meski demikian, data tersebut berbeda dari data yang dirilis oleh Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Iqbal mengungkapkan bahwa data jumlah korban PHK yang dicatat KSPI dan Kemnaker selalu berbeda sejak 8 tahun lalu.

“Data lapangan adalah yang dikumpulkan serikat pekerja, dalam hal ini khususnya KSPI. Sementara data pemerintah dari Disnaker (Dinas Ketenagakerjaan) daerah. Jadi pemerintah pusat, dalam hal ini Kemnaker, itu enggak turun ke lapangan,” kata Iqbal, Sabtu (05/04/2025).

Baca juga: PT Sritex Resmi Ditutup, Pemerintah Sempat Upayakan Para Buruh Tak Kena PHK

Menurutnya, data Disnaker bersumber dari laporan-laporan resmi dari perusahaan yang melakukan PHK, yang mana katanya banyak perusahaan tidak melaporkan angka PHK sesuai fakta. “Kalau serikat buruh, kan ada serikat di tingkat perusahaan, langsung ke pusat,” bebernya.

Adapun data yang dilaporkan Kemnaker adalah sekitar 18 ribu tenaga kerja mengalami PHK sepanjang pada dua bulan pertama 2025. ”Pada periode Januari sampai Februari tahun 2025 terdapat 18.610 orang tenaga kerja ter-PHK yang dilaporkan,“ demikian tertulis dalam data Kemnaker, Senin, 31 Maret 2025.

Dimana berdasarkan laporan tersebut, Provinsi Jawa Tengah menjadi wilayah dengan jumlah PHK tertinggi pada periode Januari-Februari 2025. ”Tenaga kerja ter-PHK paling banyak terdapat di Provinsi Jawa Tengah yaitu sekitar 57,37% dari jumlah tenaga kerja ter-PHK yang dilaporkan, (dimana) sebanyak 10.677 tenaga kerja menjadi korban PHK di Jawa Tengah,” tulis data tersebut.

Kemudian di Riau, Kemnaker mencatat terdapat 3.530 orang ter-PHK per Februari 2025. Lalu, di DKI Jakarta sebanyak 2.650 tenaga kerja juga kehilangan pekerjaannya. Di Jawa Timur sejumlah 978 pekerja mengalami PHK, di Banten sejumlah 411 orang, di Bali sebanyak 87 orang, Sulawesi Selatan sejumlah 77 pekerja, dan Kalimantan Tengah sebanyak 72 tenaga kerja. Dan di Jawa Barat, ada 23 pekerja yang terkena PHK.
(tempo.co)

[post-views]
Selaras