India, mu4.co.id – Lebih dari satu juta dokter dan tenaga medis di India mogok kerja dan melakukan demonstrasi besar, Sabtu (17/08/2024). Mereka meninggalkan rumah sakit dan klinik serta menolak melayani pasien, kecuali keadaan darurat, akibatnya layanan kesehatan di negara dengan populasi terbesar di dunia itupun lumpuh selama 24 jam.
Bahkan dilaporkan gedung rumah sakit kosong. Rumah sakit dan klinik di Lucknow di Uttar Pradesh, Ahmedabad di Gujarat, Guwahati di Assam dan Chennai di Tamil Nadu serta kota-kota lain ikut serta dalam pemogokan. Hal itupun menjadi salah satu penutupan layanan rumah sakit terbesar dalam sejarah.
Pengawas medis tambahan di All India Institute of Medical Sciences di kota Bhubaneswar, Prabhas Ranjan Tripathy mengatakan bahwa di negara bagian Odisha, para pasien mengantre dan para dokter senior berusaha mengatasi kesibukan tersebut. “Dokter yang bertugas di sana melakukan mogok kerja penuh. Oleh karena itu, tekanan semakin besar terhadap seluruh dosen, termasuk para dokter senior, “katanya.
Diketahui, hal tersebut dilakukan para dokter sebagai bentuk protes atas pembunuhan dan pemerkosaan yang menimpa seorang dokter magang perempuan muda berusia 31 tahun di Rumah Sakit dan Sekolah Medis RG Kar, salah satu RS pemerintah terbesar di Kolkata pada 9 Agustus lalu.
Baca juga: Pemerintah Berencana Izinkan Dokter Asing Praktik di Indonesia. Simak Poin-poinnya!
akibat dari kejadian tersebut, pasien pun mengalami dampak dari pemogokan para dokter yang melakukan demonstrasi tersebut. “Saya telah menghabiskan 500 rupee ($6) untuk perjalanan datang ke sini. Saya mengalami kelumpuhan dan sensasi terbakar di kaki, kepala, dan bagian tubuh lainnya,” kata seorang pasien yang tidak disebutkan namanya di Rumah Sakit SCB Medical College di kota Cuttack di Odisha kepada televisi lokal.
Pasien yang lain, Raghunath Sahu yang mengantre di rumah sakit di Cuttack mengatakan tidak mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan layanan kesehatan. “Saya telah membawa nenek saya yang sakit. Mereka tidak melihatnya hari ini. Saya harus menunggu satu hari lagi dan mencoba lagi,” ungkapnya.
Di sisi lain, Biro Investigasi Pusat India, lembaga yang menyelidiki pemerkosaan dan pembunuhan tersebut pun telah memanggil sejumlah mahasiswa kedokteran dari perguruan tinggi RG Kar untuk memastikan penyebab kejahatan tersebut, menurut sumber polisi di Kolkata. Sementara itu, Ketua Menteri Benggala Barat termasuk Kolkata, Mamata Banerjee pun mendukung protes negara tersebut yang menuntut penyelidikan dipercepat dan pelakunya dihukum seberat-beratnya.
Kasus pemerkosaan dan pembunuhan dokter itu sendiri telah menarik perhatian global. Sebab asosiasi dokter se-India menggelar demonstrasi dan mogok kerja besar-besaran selama sepekan terakhir untuk menuntut pemerintah melakukan langkah signifikan guna mencegah peristiwa serupa terulang kembali. Masyarakat India khususnya perempuan marah karena merasa pemerintah tak berupaya tegas melindungi kaum perempuan. Padahal, kasus pemerkosaan massal dan pembunuhan sudah pernah terjadi pada 2012.
(cnbcindonesia.com)