Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 11:05

Kalsel Masuk 3 Besar Berhasil Turunkan Stunting di Indonesia

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Foto: worldbank.org

Banjarmasin, mu4.co.id – Sesuai dengan Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Kalimantan Selatan (Kalsel) berhasil menurunkan angka stunting yang awalnya berada di angka 30 persen pada 2021, kini turun menjadi 24,6 persen di tahun 2022. 

Artinya dalam satu tahun belakangan ini stunting di Kalsel turun 5,4 persen.

Sehingga Kalsel masuk tiga provinsi dengan penurunan angka stunting tertinggi di Indonesia.

SSGI juga menunjukkan angka stunting di seluruh Indonesia turun dari 24,4 persen menjadi 21,6 persen.

Di tahun 2023, Dinas Kesehatan Kalsel  optimis akan mengulang capaian yang sama di 2022 dan akan terus meningkatkannya.

“Sehingga dalam satu tahun, stunting di Banua turun 5,4 persen,” ujar Kadinkes Kalsel, dr Diauddin, Kamis (2/2) dilansir dari apahabar.com.

Diauddin mengatakan, di tahun 2023, program prioritas Dinas Kesehatan hampir sama dengan tahun sebelumnya. Yakni penurunan angka stunting, penurunan angka kematian Ibu, bayi dan penurunan angka kesakitan.

Itu yang akan dilakukan kedepannya. Dirinya juga optimis, tahun ini bisa lebih baik.

“Karena itu kita akan mengevaluasi apa saja yang baik di tahun 2022, akan dilanjutkan dan apa yang masih kurang akan kami tingkatkan,” imbuhnya.

Diauddin mengungkapkan, capaian penurunan angka stunting ini tak lepas dari peran semua kabupaten/kota yang memiliki strategi masing-masing dan dilakukan secara bersama-sama.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Kalsel, Yuliani menuturkan, untuk tahun ini, pihaknya akan tetap fokus pada penguatan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita.

“Serta penguatan pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri,” timpal Yuliani.

Untuk tablet penambah darah ini, Yuliani menyebut akan diperluas lagi hingga ke sekolah agama seperti pesantren. Karena menurutnya, sebelumnya pesantren di Banua kurang terjamah akan edukasi dan pemberian tablet tersebut.

Yuliani juga menambahkan, untuk makanan yang dikonsumsi tidak  harus mahal melainkan pengolahannya harus higienis dan sanitasi yang baik.

Sumber: apahabar.com

[post-views]
Selaras