Jakarta, mu4.co.id – Proyek pembangunan Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) yang menelan biaya Rp 14 triliun batal dilakukan, setelah dilakukannya kajian. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir Dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, di DPR Jakarta, Senin (04/11/2024).
Erick mengatakan bahwa pihaknya harus memastikan seluruh proyek itu efisien. Diketahui munculnya rencana pembangunan terminal tersebut pada 2020 yang merupakan arahan langsung dari Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Pembangunan terminal tersebut dilakukan untuk mendukung kapasitas penumpang bandara.
“Airport yang di Jakarta itu kemarin sempat ada usulan sebelumnya, ada pembangunan terminal 4 yang memakan biaya hampir Rp 14 triliun. Tetapi setelah kita review di kepemimpinan kami, semua ada di sini, ternyata tidak diperlukan terminal 4. Kan memang kita harus pastikan seluruh proyek itu efisien, tolak ukurnya jelas, bukan pemborosan. Makanya Terminal 4 kita putuskan dibatalkan ya,” kata Erick Thohir dalam rapat.
Baca juga: Kementerian BUMN Resmi Bubarkan Asuransi Jiwasraya Bulan Depan!
Kendati demikian, Erick menyebut bukan berarti penambahan kapasitas untuk penumpang tidak dilakukan. Ia mengatakan penambahan kapasitas bisa dilakukan dengan anggaran hanya Rp 1 triliun. “Ternyata dengan biaya hanya Rp 1 triliun, bukan Rp 14 triliun, Terminal 1, 2, 3 ini kita bisa maksimalkan dengan memperbaiki daripada jalur, juga space-space atau ruang-ruangan yang tadinya mungkin bisa dimaksimalkan, itu kita coba lakukan,” papar Erick.
Kondisi tersebut seperti yang dilakukan pada Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Dengan pengembangan serupa, kapasitas Bandara Bali bisa meningkat. “Itu sama juga yang di Bali, kemarin kan kita coba ada renovasi kemarin nih Pak Dony (Wamen BUMN) waktu itu masih di InJourney. Alhamdulillah sudah jadi sekarang, itu kapasitasnya bisa naik menjadi 32 juta yang tadinya mungkin di 23-25 sudah maksimal,” ungkapnya.
Pihaknya pun akan terus berupaya mendorong efisiensi, serta tidak ingin hanya sekadar memikirkan proyek di mana nantinya muncul kasus-kasus korupsi. “Jadi kita upayakan untuk efisiensi sehingga semua proyek-proyek yang ada di BUMN benar-benar terukur. Jangan BUMN hanya mikirin proyek-proyek, tapi akhirnya nanti ada kasus-kasus korupsi, itu yang kita coba tangani selama 5 tahun terakhir ini,” pungkasnya.
(detik.com)