Gaza, mu4.co.id – Menyambut Ramadan 1446 H, warga Gaza memadati pasar di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, meskipun banyak bangunan hancur akibat konflik. Masyarakat berbondong-bondong membeli makanan, pakaian, dan kebutuhan sehari-hari.
Meski menghadapi blokade dan ketegangan politik, pasar tetap menjadi pusat aktivitas sosial dan ekonomi yang vital bagi warga Gaza.
Sebagian besar warga Gaza bergantung pada pasar tradisional seperti Khan Younis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menjelang Ramadan, mereka juga ramai menghias rumah dengan pernak-pernik khas, seperti lentera warna-warni, spanduk, dan bendera untuk mempercantik jalanan dan lingkungan sekitar.
Warga Gaza juga melukis mural bertema Ramadan di tembok rumah yang hancur. Bagi mereka, ini bukan sekadar tradisi, tetapi simbol ketahanan dan kekuatan spiritual. Meski menghadapi banyak tantangan, mereka tetap bertekad menjaga semangat dan tradisi Ramadan.
Di tengah keterbatasan, warga Gaza tetap bersemangat menyambut Ramadan. Meski menghadapi tekanan ekonomi dan sosial, mereka berusaha menjaga tradisi dan kehidupan spiritual.
Meskipun banyak masjid rusak, warga bergotong-royong membersihkan puing-puing dan menyiapkan area terbuka untuk salat berjamaah, bahkan menutup atap dengan plastik agar tetap bisa beribadah.
“Israel telah menghancurkan 80 persen masjid di Gaza, dan sisanya hancur sebagian. Kami akan menggunakannya, merenovasinya, dan melaksanakan salat Tarawih di sana.” ujar salah satu warga Gaza, dikutip dari TribunNews, Ahad (2/3).
(TribunNews)