Malaysia, mu4.co.id – Presiden Goodyear Asia Pasifik, Nathaniel Madarang mengumumkan keputusannya untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) masal terhadap 550 karyawannya, setelah fasilitas pabriknya yang berada di Shah Alam, Malaysia alami kebangkrutan, Kamis (07/03/2024).
Perusahaan pembuat ban asal Amerika Serikat itu sendiri sudah hadir di Malaysia sejak tahun 1929, dan mulai beroperasi di Shah Alam pada tahun 1972, yang menjadi pemasok ban untuk mobil pertama di negara tersebut.
Madarang menjelaskan rencananya proses penutupan pabrik dan PHK massal tersebut akan dilakukan di pekan ini dan rampung sepenuhnya pada akhir 2024. Meski tidak mudah, ia mengatakan bahwa langkah tersebut perlu diambil demi keberlanjutan perusahaan.
“Keputusan ini tidaklah dibuat sembarangan melainkan untuk kepentingan jangka panjang konsumen dan juga perusahaan,” imbuhnya, dikutip dari tribunnews.com, Sabtu (09/03/2024).
Baca juga: Berjaya Pada Masanya, Kini Toshiba Bangkrut! Ini Profil dan Sejarahnya
Ia juga menambahkan keputusan tersebut adalah bagian transformasi perusahaan untuk memangkas biaya operasional, di tengah persaingan pasar yang ketat dan kompetitif, yang diperkirakan setidaknya dapat melakukan perampingan ongkos produksi sebesar Rp15 triliun.
“Sebagai bagian dari upaya ini, Goodyear telah mengambil keputusan yang sulit namun perlu untuk menutup pabrik kami di Shah Alam, Malaysia yang efektif tanggal 30 Juni 2024,” ujarnya.
Kemudian untuk menjamin nasib 550 karyawan yang terdampak, Goodyear berkomitmen akan terus memperhatikan dan memperlakukan para pekerja yang jadi korban PHK dengan baik. Bahkan ia menyebutkan akan merumahkan karyawannya.
Sementara itu, terkait operasional ke depan, Goodyear Malaysia akan tetap bertahan di pasar lokal dengan mengimpor ban dari pabriknya di Thailand, Indonesia, China dan Taiwan.
Sebagai informasi, pada tahun lalu juga PHK dilakukan oleh Produsen ban Goodyear Tire & Rubber Co yang menargetkan 1.200 staff di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA).
