Media Berkemajuan

12 April 2025, 00:08
Search

Aktif Beritakan Genosida Israel Terhadap Gaza, Media Al Jazeera Digerebek dan Dipaksa Tutup Oleh Israel

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Kantor media Al Jazeera yang terletak di Yerusalem digerebek. [Foto: tangkapan layar video, mu4.co.id]

Yerusalem, mu4.co.id – Pihak berwenang Israel melakukan penggerebekan di kantor media Al Jazeera yang terletak di Yerusalem pada Ahad (5/5) setelah pemerintah Israel memerintahkan penutupan stasiun televisi milik Qatar tersebut di wilayah mereka.

Sebuah video yang beredar menunjukkan polisi berpakaian preman membongkar peralatan kamera di sebuah kamar hotel yang menurut sumber Al Jazeera, terletak di wilayah Yerusalem Timur. 

Perintah penutupan jaringan Al Jazeera dikeluarkan oleh kabinet pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu selama perang di Jalur Gaza, dengan alasan ancaman terhadap keamanan nasional Israel.

Dalam responsnya, Al Jazeera menilai tindakan Israel sebagai “tindakan kriminal” dan menolak tuduhan dari Tel Aviv bahwa jaringan media mereka mengancam keamanan Israel sebagai “kebohongan yang berbahaya dan konyol” yang berpotensi membahayakan para jurnalisnya.

Ditegaskan juga oleh Al Jazeera bahwa pihaknya memiliki hak untuk “mengupayakan setiap langkah hukum”.

“Jaringan Media Al Jazeera mengecam keras dan mencela hal ini tindak pidana yang melanggar hak asasi manusia dan hak dasar untuk mengakses informasi. Al Jazeera menegaskan haknya untuk terus memberikan berita dan informasi kepada khalayak global,” demikian pernyataan Al Jazeera, dikutip dari postingan @aljazeeraenglish, Selasa (7/5).

Langkah ini diambil oleh Israel sebulan setelah parlemen negara tersebut meratifikasi undang-undang yang memungkinkan penutupan sementara lembaga penyiaran asing di wilayahnya yang dianggap mengancam keamanan nasional. 

Undang-undang tersebut memberikan kewenangan kepada Netanyahu dan kabinet keamanannya untuk menutup kantor lembaga penyiaran asing selama 45 hari, dengan kemungkinan perpanjangan sehingga bisa tetap berlaku hingga akhir Juli atau hingga akhir operasi militer Tel Aviv di Jalur Gaza.

Baca Juga: 211 Hari Genosida Israel di Gaza, Telah Tewaskan Sebanyak 34.654 Orang!

Bulan lalu, Al Jazeera mengungkapkan keluhan terhadap “serangkaian serangan yang sistematis oleh Israel untuk menekan Al Jazeera.” Jaringan media tersebut menyatakan bahwa Tel Aviv sengaja menyerang dan bahkan membunuh beberapa jurnalisnya, termasuk Samer Abu Daqqa dan Hamza AlDahdooh, keduanya tewas di Jalur Gaza selama konflik. Israel menyangkal tuduhan bahwa pasukannya menargetkan jurnalis dalam serangannya di Jalur Gaza.

Al Jazeera selama ini secara aktif memberikan kritik tajam terhadap tindakan militer Israel di Jalur Gaza, tempat di mana stasiun media asal Qatar tersebut juga melaporkan perkembangan perang yang terjadi di sana.

Sumber: detiknews

[post-views]
Selaras