Media Berkemajuan

7 Juli 2024, 20:53

ABDI Imbau Masyarakat Rutin Tes Kesehatan Pendengaran

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Tes Pendengaran Gratis [Foto: Mu4.co.id]

Banjarmasin, mu4.co.id – Sebagian masyarakat kerap mengabaikan dan menganggap sepele masalah pendengaran mereka. Padahal, gangguan pendengaran yang dibiarkan dan tidak cepat diatasi dapat memperparah keadaan. Pada gangguan pendengaran fatal, saraf bisa saja tidak merespon suara yang didengar.

Alat Bantu Dengar Indonesia (ABDI) bekerja sama dengan Lazismu Al-Jihad, mengadakan tes pendengaran gratis pada Rabu, (16/11/2022). Tujuan tes pendengaran gratis ini untuk mengimbau masyarakat tentang betapa pentingnya kesehatan pendengaran serta mensosialisasikan alat bantu dengar yang masih awam dikenal. 

Awalnya pemeriksaan bertempat di ruang Sekretariat PCM 4 Banjarmasin, tetapi karena kondisi ruangan berdekatan dengan kantin yang ramai, pemeriksaan jadi kurang kondusif. Tes pendengaran pun dipindahkan ke Kantor Lazismu Al-Jihad.

“Seumur hidup saya belum pernah ikut tes pendengaran. Jadi hari ini mau coba tes, seberapa baik pendengaran saya,” ujar Ari Rosadi (57), salah satu peserta tes pendengaran. Ia mengaku belum pernah merasakan gangguan apa pun terhadap telinganya selama ini. “Saya berharap dengan umur segini pendengaran masih bagus.”

Rahmah (45), peserta tes pendengaran mengaku kalau telinganya pernah berdengung. “Sebenarnya sudah lama kejadian itu, tapi baru periksa sekarang. Alhamdulillah tadi katanya tidak apa-apa.”

Tes Pendengaran Gratis [Foto: Mu4.co.id]

Sekitar 20 peserta yang diperiksa, ada satu orang terdeteksi memiliki gangguan pendengaran tergolong sangat berat. “Tadi ada yang tidak respon mendengar di frekuensi tertentu. Kebetulan tadi di frekuensi tinggi,” jelas Irfan, Audiologist dari ABDI.

Irfan menjelaskan, jika pendengaran tidak respon pada frekuensi tinggi, maka orang tersebut akan kesulitan mendengar saat berada di tempat ramai. “Misalnya terdeteksi gangguan pendengaran seperti ini, nanti bisa lakukan konsultasi lanjutan ke tempat kami. Nanti kami cobakan alat bantu dengar, apakah masih bisa merespon. Kalau ternyata sudah tidak, akan kami arahkan ke dokter saraf.”

Ia juga menghimbau agar masyarakat rutin memeriksakan kesehatan telinga minimal setahun sekali, menghindari pemakaian headset/earphone terlalu lama, serta tidak mengorek telinga menggunakan cotton bud.

Ternyata banyak masyarakat antusias ingin ikuti tes pendengaran, namun terhalang karena kuota terbatas. “Kalau bisa, program tes pendengaran gratis ini tetap ada dan dilanjutkan,” harap Ari Rosadi.

[post-views]
Selaras
error: Content is protected !!