Prancis, mu4.co.id – Sutradara sekaligus penulis skenario Indonesia, Joko Anwar, dianugerahi gelar Chevalier (Knight) of the Ordre des Arts et des Lettres (Ksatria Orde Seni dan Sastra Prancis) dari Pemerintah Prancis. Penghargaan tersebut diserahkan dalam upacara di Kementerian Kebudayaan Prancis, Paris, Kamis (11/12) waktu setempat.
Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas dedikasi dan kontribusi Joko Anwar selama dua dekade di dunia sinema, yang berdampak luas bagi perfilman Indonesia dan kancah global. Karyanya mendapat apresiasi artistik dan komersial, diputar di berbagai festival internasional dan layar bioskop di sejumlah negara.
Tanda kehormatan itu disematkan langsung oleh Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, yang menilai Joko Anwar berhasil menghadirkan sinema yang mudah diakses publik melalui genre populer, namun tetap sarat pesan sosial dan isu penting masyarakat.
Baca Juga: Ini Dia Fakta Menarik dan Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri!
“Dedikasi dan komitmennya telah berkontribusi pada kemajuan perfilman Indonesia, sekaligus memperkaya dialog sinema dunia,” ujar Rachida Dati dalam keterangan resmi dikutip dari JPNN, Jum’at (18/12).
Penghargaan ini merupakan salah satu tanda kehormatan tertinggi Pemerintah Prancis di bidang seni dan sastra, yang sebelumnya diberikan kepada nama-nama besar seperti Martin Scorsese, David Lynch, hingga Hayao Miyazaki.
Dalam pidato penerimaannya, Joko Anwar menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Prancis sekaligus merefleksikan perjalanan kreatifnya sebagai pembuat film yang tumbuh dan berkarya di Indonesia.
Baca Juga: Pembuktian Kebenaran Agama, Berikut Sinopsis Siksa Kubur yang Sedang Ramai Ditonton!
“Melalui cerita-cerita yang dibungkus dalam horor, thriller, atau komedi, saya berusaha membicarakan hal-hal yang sering kali sulit dibicarakan secara langsung, tentang ketidakadilan, tentang kekuasaan, tentang manusia dan lingkungan tempat ia berpijak,” ujar Joko Anwar.
Joko Anwar menyebut banyak karyanya lahir dari kegelisahan atas isu sosial dan ekologis yang dikemas dalam sinema populer agar menjangkau penonton luas.
Penghargaan ini diterimanya di tengah persiapan rilis film terbarunya, Ghost in the Cell, film horor-komedi berlatar penjara yang mengangkat isu lingkungan, kekuasaan, dan tanggung jawab moral yang dijadwalkan tayang pada 2026.
(JPNN)















