Media Utama Terpercaya

28 Juli 2025, 20:56
Search

Diserbu Fenomena ‘Rojali’ dan ‘Rohana’, Mal-Mal RI Alami Penurunan Omzet!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Mal RI Diserbu 'Rohana' dan 'Rojali'
Mal RI Diserbu Fenomena 'Rohana' dan 'Rojali' [Foto: mu4.co.id]

Jakarta, mu4.co.id – Pusat perbelanjaan diserbu Fenomena ‘Rojali’ atau rombongan jarang beli dan ‘Rohana’ alias rombongan hanya nanya. Meskipun dianggap lumrah oleh pengelola mal, namun tetap berdampak pada penurunan omzet pusat perbelanjaan.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja. Ia mengatakan aktivitas pengunjung yang sekedar bertanya-tanya atau menawar tanpa membeli adalah hal yang wajar dalam transaksi di pusat perbelanjaan konvensional.

“Saya kira di pusat perbelanjaan itu kan sifatnya adalah offline. Kalau offline itu kan pasti terjadi interaksi, tawar-menawar, nanya harga dan sebagainya. Saya kira itu umum, hal-hal yang wajar lah begitu,” ujarnya dilansir dari cnbcindonesia.com, Rabu (23/07/2025).

Baca juga: Dukung UMKM, BSI Bagikan Voucher Belanja Untuk Jemaah Masjid Al Jihad!

Alphonzus menilai keberadaan rohana justru mencerminkan fungsi pusat perbelanjaan yang lebih luas, tidak hanya sekedar tempat jual beli, melainkan juga sebagai sarana hiburan dan edukasi.

“Fenomena rohana ini juga karena salah satunya faktor daripada fungsi pusat belanja. Fungsi pusat belanja itu kan bukan cuma sekedar belanja, ada faktor edukasi, ada faktor entertainment-nya, ya hiburan dan sebagainya. Jadi inilah yang menyebabkan selalu ada fenomena rojali dari waktu ke waktu. Karena tadi, fungsi pusat belanja bukan hanya sekedar belanja,” jelasnya.

Meski begitu, dirinya mengakui tren tersebut juga berdampak pada performa penjualan tenant di mal. Ia menyebut omzet ritel mengalami penurunan akibat pergeseran pola belanja masyarakat.

“Pasti (ada penurunan omzet), karena kan sekarang masyarakat kelas menengah bawah cenderung beli barang atau produk yang harga satuannya, atau unit price-nya murah. Itu terjadi penurunan, pasti,” ungkapnya.

Pihaknya pun memperkirakan pertumbuhan pusat belanja secara nasional pada tahun 2025 masih akan positif, meski tidak sekuat harapan awal. Padahal, target pertumbuhan omzet yang semula dipatok pusat perbelanjaan berada di kisaran 20-30% yang tampaknya sulit tercapai.

“APPBI memprediksi tahun 2025 ini tetap tumbuh dibandingkan tahun lalu. Tumbuhnya, tapi tidak signifikan. Paling single digit. Single digit artinya kurang dari 10%. Tapi tetap tumbuh,” katanya.

[post-views]
Selaras