Gaza, mu4.co.id – Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyebutkan hampir mustahil untuk memperbaiki situasi kesehatan di Gaza yang sekarang seperti bencana.
Disebutkan juga situasi kesehatan di Gaza buruk setelah serangan Israel yang mengakibatkan mayoritas penduduknya kehilangan tempat tinggal, dengan sedikit listrik, makanan, air bersih, dan sistem medis dalam menghadapi kehancuran.
Politisi Palestina yang mengepalai Komite Persatuan Bantuan Medis Palestina dengan 25 tim yang bekerja di Gaza Mustafa Barghouti, juga menyebut bahwa setengah dari warga Gaza sekarang kelaparan.
Baca juga: Truk Bantuan Gaza Kembali Dilarang Masuk, Usai Gencatan Senjata Berakhir
Barghouti juga mengatakan 350.000 orang terkena infeksi, termasuk 115.000 orang menderita infeksi saluran pernapasan parah dan tidak memiliki pakaian hangat, selimut, dan pelindung dari hujan, serta banyak yang menderita sakit perut karena air bersih yang tersedia terbatas dan bahan bakar yang digunakan untuk merebusnya tidak mencukupi, sehingga berisiko terjangkitnya penyakit disentri, tifus, dan kolera.
“Yang lebih parah lagi, ada 46.000 orang yang terluka yang tidak dapat dirawat dengan baik karena sebagian besar rumah sakit tidak berfungsi,” sambungnya.
Sementara itu, Negara seperti Afghanistan, Qatar, Yaman dan Maroko diketahui telah mengupayakan untuk memasukkan para tenaga medis ke Gaza, serta mengharuskan WHO untuk mendapatkan pendanaan untuk membangun kembali rumah sakit di Gaza.
Menanggapi hal tersebut, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, “Saya harus berterus terang kepada Anda, tugas-tugas ini hampir mustahil dilakukan dalam kondisi saat ini.”
Ia juga menyebut bahwa kebutuhan medis di Gaza telah meningkat dan risiko penyakit meningkat, namun sistem kesehatan telah dikurangi hingga sepertiga dari kapasitas sebelum konflik.
Rumah sakit di Gaza telah dibombardir dan beberapa di antaranya dikepung atau digerebek sebagai bagian dari respons Israel terhadap serangan 7 Oktober. Dan rumah sakit yang tetap buka kewalahan dengan jumlah korban tewas dan terluka yang datang dan terkadang prosedur dilakukan tanpa anestesi (bius).
Sumber: detik.com