Malaysia, mu4.co.id – Pemerintah Malaysia mengakhiri subsidi harga ayam pada 1 November 2023, sehingga penduduknya terancam panic buying.
Keputusan itu diambil karena mempertimbangkan tren pasokan saat ini yang sudah mulai stabil.
“Sejalan dengan pendekatan penargetan ulang subsidi secara bertahap, pemerintah telah sepakat bahwa subsidi dan pengendalian harga hanya untuk ayam akan dihentikan sepenuhnya mulai 1 November,” kata Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Mohammad Sabu, dikutip dari The Strait Times dan Malaysia Mail, Senin (30/10/2023).
Baca juga: Ringgit Malaysia Anjlok, Terendah Sejak 1998
“Alasan penghentian subsidi ayam dalam jumlah besar adalah untuk mengurangi kebocoran subsidi yang saat ini juga dinikmati oleh asing dan kelompok berpenghasilan tinggi,” ujarnya dalam konferensi pers.
Ia menegaskan, kementerian akan memantau harga ayam untuk memastikan bahwa unggas akan dijual dengan harga yang wajar, bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Biaya Hidup. Ia juga mengatakan langkah-langkah intervensi dilakukan jika terjadi kenaikan harga ayam setelah batas harga dicabut.
“Oleh karena itu, kementerian memperluas ‘Jualan Rahmah’ dan ‘Madani Agro Sales’ di seluruh negeri untuk memasok ayam dengan harga terjangkau,” kata Mohamad merujuk pada dua program pemerintah yang dicanangkan untuk meringankan dampak tingginya biaya hidup masyarakat.
Jualan Rahmah menawarkan lusinan bahan makanan, seperti telur dan minyak goreng dengan harga terjangkau dari harga pasar. Sementara Madani Agro Sales memungkinkan petani dan nelayan untuk menjual produk mereka langsung ke konsumen agar membantu mengatur harga sekaligus menambah pendapatan produsen.
Baca juga: Tolak Kecam Hamas, PM Malaysia Dukung Palestina dan Gaza
Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembelian panik (panic buy). Sebab peningkatan permintaan barang akan berdampak pada kenaikan harga.
“Kami akan standby, jika diperlukan, segera impor ayam,” ujarnya.
Saat ini harga tertinggi ayam olahan standar di Malaysia mencapai RM 9,40 (sekitar Rp31.000) per kg. Pencabutan subsidi ini tentu akan membawa kenaikan harga ayam hingga 45 sen.
Sumber: CNBC Indonesia