Jakarta, mu4.co.id – Film Vina: Sebelum 7 Hari tengah ramai diperbincangkan di media sosial, lantaran diangkat dari kisah nyata dari kasus pembunuhan dan pemerkosaan seorang remaja asal Cirebon bernama Vina oleh anggota-anggota geng motor 8 tahun yang lalu.
Beberapa fakta terkait kasus tersebut pun mulai terkuak, salah satunya dari Linda, teman korban (Vina) yang diduga kerasukan oleh arwah gadis yang tewas itu. Melalui tubuh Linda itulah, arwah Vina menjabarkan kronologi detail kematian temannya itu ke pihak keluarga. Lantas benarkah orang yang sudah meninggal bisa merasuki orang yang masih hidup? Simak penjelasan Ustaz Muhammad Faizar berikut ini:
Dilansir dari laman akun media sosial Facebook pribadi Ustaz Muhammad Faizar, Ahad (19/05/2024). Dirinya mencatatkan beberapa poin terkait hal tersebut, diantara yaitu:
Pertama, ruh orang mati tidak akan bisa merasuk ke tubuh manusia yang masih hidup. “Jika memang benar ruh orang mati bisa merasuk ke jasad manusia, mengapa tidak merasuk ke jasadnya sendiri lalu hidup lagi?,” kata Ustaz Muhammad Faizar.
Baca juga: Pro dan Kontra Film Vina: Sebelum 7 Hari, Berikut Sejumlah Fakta Yang Perlu Diketahui!
Ustadz peruqyah yang aktif membuat konten YouTube dan sering berkolaborasi dengan sejumlah selebritis itu juga mengatakan bahwa jika memang benar ruh orang mati bisa masuk dan mengendalikan jasad, maka tentu jasadnya sendiri yang paling dirindukan untuk dirasuki untuk beramal shalih sesuai firman Allah SWT dalam QS. Al-Mu’minun ayat 99-100 yaitu:
حَتّٰۤى اِذَا جَآءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَا لَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ (٩٩)
لَعَلِّيْۤ اَعْمَلُ صَا لِحًـا فِيْمَا تَرَكْتُ ۗ كَلَّا ۗ اِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا ۗ وَمِنْ وَّرَآئِهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ (١٠٠)
Artinya: “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak! Sungguh itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh-barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.”
Hal kedua yang disampaikan Ustaz yang dakwahnya menggunakan metode ruqyah syar’iyah itu yaitu yang bersaksi melalui lisan orang kesurupan adalah jin. “Jin yang seperti apa? Bisa jadi itu jin qorin dari orang yang telah meninggal (kasus ini sangat jarang terjadi karena membutuhkan ritual khusus yang berat). Bisa jadi jin khodam orang yang telah meninggal. Bisa juga dari jin yang ada di sekitar tempat kejadian perkara lalu memberi kesaksian,” ujarnya.
“Seringnya jin menambah-nambahi cerita. Ingat kisahnya Ki Sondong? dukun mediumisasi yang menarik jin untuk merasuk ke dirinya sendiri dan berbicara soal sejarah tanah Jawa lalu ditulis rapi menjadi sebuah BABAD. Wal hasil banyak distorsi sejarah dari ucapan jin yang merasuk ke tubuh ki Sondong itu. Jelas saja, karena belum ada jin lulusan sarjana sejarah,” tambahnya.
Terakhir, Ustaz asal Bandung itu juga mengatakan bahwa orang yang kesurupan itu mengetahui rahasia suatu perkara atau sejarah di suatu situs, tapi pura-pura kesurupan untuk kepentingan tertentu. “Lalu kisah viral yang difilmkan itu masuk poin mana? Ya jelas poin kedua dan ketiga… Gak mungkin poin pertama. Semoga difahami,” tutupnya dalam tulisan yang dibagikannya tersebut.
Baca juga: Dari Kisah Nyata, Berikut Sinopsis Film Vina: Sebelum 7 Hari. 3 Pelaku Masih Buron!
Untuk diketahui, dilansir dari iNews.id, Ustadz Faizar merupakam lulusan Pondok Pesantren Gontor Darussalam Ponorogo, dan melanjutkan pendidikannya pada jurusan Ilmu Qur’an dan Tafsir di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir pada 2012 lalu.
Dirinya aktif berdakwah lewat beragam platform media sosial seperti Instagram, Facebook dan YouTube yang konten-kontennya berisi dakwah ruqyah syar’iyyah. Seperti di Instagram pribadinya @muhammad.faizar dengan 662 ribu pengikut, YouTube di kanal Muhammad Faizar Official dengan 2,03 juta subscribers, dan juga Facebook Muhammad Faizar dengan 280 ribu lebih pengikut. Bahkan ia juga beberapa kali diundang sebagai pembicara di sejumlah stasiun televisi swasta.
