Jakarta, mu4.co.id – Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, menanggapi kontroversi video promosi sebuah Candi yang dianggap menyindir syariat agama lain.
Video tersebut diunggah oleh akun TikTok “Ngobrol Santai Indonesia” dan menuai kritik karena membandingkan Borobudur sebagai situs keagamaan Buddha dengan ibadah Umrah umat Islam.
Meski bertujuan mempromosikan wisata, perbandingan itu dinilai seolah bukan topik sensitif dan berpotensi menyinggung keyakinan orang lain.
Menanggapi hal ini, KH Cholil Nafis memberi peringatan keras, terutama karena konten tersebut melibatkan anak-anak dan menyindir syariat agama lain dalam promosi yang dinilai tidak pantas.
“Mau wisata ke Borobudur atau ke sungai silahkan suka-suka. Tapi juga jangan nyenggol agama lain yang puluhan juta umrah maupun yang antri haji ya suka-suka aja,” ucap KH Cholil Nafis, dikutip dari Fajar.co.id, Ahad (8/6).
Baca Juga: Menyikapi Kontroversi Ceramah Pendeta Gilbert, Begini Pesan Sekum Muhammadiyah
Ia mengingatkan bahwa meski Indonesia menjamin kebebasan beragama, seluruh pihak tetap harus berpegang pada prinsip dasar negara, yaitu Pancasila.
“Toh kita menganut bebas menjalankan ajaran agama masing-masing. Dasarnya Pancasila,” tuturnya.
Adapun berikut kutipan kontroversial yang disiarkan oleh iklan tersebut:
“Punya keris kok takut,
Sama kembang takut,
Bakar dupa kemenyan takut,
Pakai blangkon ikat malu,
Kebudayaan kita nggak kurang Tanah Suci,
Leluhur kita udah wariskan Tanah Suci,
Biaya wisata religi terjangkau,
Orang-orang mah mau ke Tanah Sucinya kudu bayar puluhan juta,
Kadang sampai antri ,
Kita mah modal sejuta udah bolak balik,
Minimal umrah ke Pringgodani, Gunung Lawu, Candi Ceto, Candi Sukuh, Candi Borobudur. Tanah Suci para leluhur”
Berdasarkan pantauan mu4.co.id, video tersebut tampaknya menggunakan teknologi AI untuk menciptakan wajah yang menyerupai anak-anak, lalu dipadukan dengan narasi dari pengunggah. Teknik ini menimbulkan kesan bahwa pesan sindiran dalam video disampaikan oleh anak-anak, sehingga menuai kontroversi karena dianggap menyelipkan isu sensitif dengan cara yang tidak etis.
Pada unggahan terbaru Ngobrol Santai Indonesia, terlihat mereka memberikan klarifikasi terkait video kontroversial yang mengaitkan ibadah umrah dengan tradisi ibadah agama lain.
“Kami pakai istilah umrah untuk makna umum perjalanan spiritual atau kunjungan ziarah. Jangan berprasangka buruk ya,” ungkap narasi dalam video tersebut.
“Tidak ada niat lain kok, apalagi sampai mau nyama-nyamain atau maksa-maksa. Kita semua menghargai keyakinan dan ketulusan agama masing-masing,” lanjutnya.
Umrah sendiri didefinisikan sebagai kunjungan atau ziarah ke tempat suci sebagai bagian dari upacara naik haji, yang dilakukan setiba di Makkah dengan cara berihram, tawaf, sai, dan bercukur, tanpa wukuf di padang Arafah, yang pelaksanaannya dapat bersamaan dengan waktu haji atau di luar waktu haji seperti haji kecil.
Karena memiliki makna sakral dalam ajaran Islam, kata “Umrah” sebaiknya tidak digunakan atau dikaitkan dengan tradisi ibadah agama lain agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau menyinggung umat beragama.
(Fajar.co.id, KBBI)