Media Utama Terpercaya

2 Juli 2025, 15:20
Search

Ulama Asal HSU KH Saberan Afandi Meninggal Dunia, Ini Sosoknya

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
KH. Saberan Afandi Meninggal
KH Saberan Afandi, Ulama Asal HSU meninggal dunia [kiri]. [Foto: banjarmasinpost.co.id]

Amuntai, mu4.co.id – KH Saberan Afandi, pemuka agama Islam di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) meninggal dunia pada Sabtu (07/12/2024) pukul 12.20 Wita, yang rencananya akan dikebumikan di pemakaman keluarga Kompleks Ponpes Ummul Qura Desa Bayur Kecamatan Haur Gading.

Diketahui almarhum adalah doktor Hadits pertama dari Indonesia kebanggaan banua yang dikenal sebagai sosok yang tawadhu dengan keilmuan yang tinggi.

Sekretaris Daerah Kabupaten HSU, Adi Lesmana menyebutkan bahwa KH Saberan Afandi merupakan sosok yang  rendah hati dan gigih dalam menyebarluaskan ilmu agama Islam. “Hingga beliau diusia lanjut masih semangat dalam menghadiri berbagai kegiatan, karenanya Pemerintah daerah dan masyarakat sangat kehilangan beliau,” ujarnya.

Adi Lesmana juga menyampaikan turut berduka cita dan mendoakan agar beliau husnul khotimah. Dirinya menceritakan pengalaman pribadi saat masih menjabat sebagai Camat Amuntai Tengah sangat mendukung program larangan BABS. “Ceramah beliau untuk melarang wanita mandi di sungai karena membuka aurat sangat efektif dalam pemberantasan jamban di sungai saat itu,” ungkapnya.

Baca juga: Telah Berpulang Salim Said, Tokoh Pers Sekaligus Pengamat Militer

Perjalanan Pendidikan dan Karir KH Saberan Afandi

Untuk diketahui, ulama kelahiran Amuntai, Kamis, 15 Oktober 1942 M (bertepatan dengan 4 Syawal 1361 H) tersebut memulai pendidikan dasar di Sekolah Rakyat (SR) Telaga Silaba, lalu melanjutkan ke Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah. Sebelum kuliah di Fakultas Ushuluddin Rakha Amuntai, beliau menyambung ke sekolah Pendidikan Guru Agama tingkat pertama (PGAP) dan PGA tingkat atas (lulus tahun 1962).

Kemudian sejak tahun 1965 beliau mukim di Madinah al-Munawarah, yang kemudian kembali kuliah ke Universitas Islam Madinah (1971). Tidak berhenti menimba ilmu, beliau kemudian mengambil program magister di Universitas King Abdul Aziz Mekkah (1976). Sementara itu, gelar doktor dibidang hadits dari Universitas Ummul Qura Mekkah (1982).

Adapun karir dan jabatan lainnya dalam bidang pendidikan adalah pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai (1983-1989), Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Rakha Amuntai (1989-2001), Dosen Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta tahun 1989-1990, Dosen Terbang Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya (1997-1998), Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, dan saat ini beliau sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu al-Qur’an (STIQ) Rakha Amuntai (sejak tahun 2000- sampai sekarang).

Selain itu, dalam keorganisasian beliau pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten HSU, Ketua Dewan Pertimbangan dan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten HSU, Ketua Yayasan serta pendidik pada ”Ummul Qura Az-Zahra” Amuntai (2012- sekarang), Dewan Pembina Yayasan Ummul Qura Banjarmasin (2015-sekarang), Pendidik pada Ma’had Aly az-Zain Bogor, dan Dewan Penasehat Pondok Pesantren (Ma’had) Yasin di Banjarbaru, Muara Teweh, dan lain-lain.
(banjarmasinpost.co.id)

[post-views]
Selaras