AS, mu4.co.id – Tupperware mendapat kesempatan untuk bangkit kembali setelah hakim kebangkrutan AS menyetujui kesepakatan penyelamatan.
Berdasarkan kesepakatan ini, Tupperware akan menjual nama merek dan aset utamanya kepada sekelompok pemberi pinjaman seharga US$23,5 juta tunai (sekitar Rp369 miliar) dan US$63 juta (sekitar Rp991 miliar) dalam bentuk penghapusan utang.
“Ini adalah situasi yang sangat membutuhkan resolusi global yang luas,” ungkap seorang pengacara yang mewakili Tupperware, selama sidang Pengadilan Kepailitan AS, Spencer Winters, dikutip dari CNBC, Selasa (5/11).
Winters menyebut perjanjian penjualan Tupperware sebagai “hasil yang luar biasa,” karena akan mempertahankan bisnis, hubungan pelanggan, dan pekerjaan perusahaan.
Baca Juga: Tupperware Terancam Bangkrut?
Berdasarkan perjanjian ini, Tupperware akan menjadi perusahaan swasta di bawah kepemilikan kelompok pemberi pinjaman, termasuk Stonehill Capital Management dan Alden Global Capital, dan perusahaan ini akan dihapus dari bursa saham.
Tupperware, didirikan oleh Earl Tupper pada 1946, terkenal dengan wadah plastik kedap udara yang memperpanjang umur simpan makanan. Pada pertengahan abad ke-20, merek ini populer melalui “pesta Tupperware,” penjualan ini langsung membantu banyak wanita mendapatkan penghasilan tambahan.
Meskipun Tupperware berkembang dengan berbagai produk dapur, dominasi merek ini menurun akibat persaingan dari merek baru seperti Rubbermaid dan OXO, serta pergeseran preferensi konsumen ke wadah kaca. Perusahaan berusia 78 tahun ini telah berupaya bangkit selama bertahun-tahun.
Pandemi sempat memberi dorongan penjualan sementara karena lebih banyak orang memasak di rumah, namun tidak cukup untuk mengatasi kesulitan finansialnya. Dengan utang lebih dari US$1,2 miliar, Tupperware sempat mengajukan kebangkrutan pada September 2023 lalu.
(CNBC)