Jakarta, mu4.co.id – Media sosial diramaikan dengan informasi yang menyebutkan bahwa tempat makan (nampan) atau food tray program Makan Bergizi Gratis (MBG) diduga mengandung minyak babi.
Dugaan ini berawal dari postingan di laman Indonesia Business Post yang dipublis pada Senin (25/8/2025). Laporan ini berisi investigasi di wilayah Chaoshan, bagian timur Provinsi Guangdong, China, yang diduga merupakan importir nampan untuk program MBG di Indonesia.
Tim Indonesia Business Post melaporkan penemuan 30-40 pabrik yang memproduksi nampan makan untuk pasar global, termasuk salah satunya diduga untuk program MBG di Indonesia.

Baca juga: Anggaran MBG Tahun 2026 Naik Nyaris 100%, Segini Nominalnya!
Laporan tersebut mengklaim penemuan dugaan praktik pemalsuan label ‘Made in Indonesia’ dan logo SNI pada nampan yang sebenarnya diproduksi di China, penggunaan nampan tipe 201 yang diduga mengandung mangan (logam berwarna putih keabu-abuan) yang tinggi dan tidak cocok untuk makanan asam. Selain itu, ditemukan indikasi ada penggunaan minyak babi atau lard dalam nampan yang diproduksi.
“Nampan MBG sengaja dilabeli ‘made in indonesia’ tapi aslinya bikinan industri rumahan China. Mengandung lemak babi. Bahannya bahkan di China dilarang,” bunyi narasi yang diunggah oleh akun @fahr****, Senin (25/8/2025). Ia juga menyertakan tangkapan layar e-katalog yang menunjukkan tempat makan atau nampan itu merupakan produksi dalam negeri lengkap dengan harganya.

Akun itu juga melampirkan hasil investigasi yang diterbitkan oleh salah satu media berbahasa Inggris dengan judul “From Chaoshan to Classrooms: Illegal Imports, Health Hazards, and Halal Concerns.” Selain mengandung minyak babi, akun itu juga menuliskan, nampan MBG disebut terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel tipe 201.
Stainless steel tipe 201 maupun 304, diduga melibatkan penggunaan minyak lemak babi sebagai bagian dari pelumas industri. Menurut dokumen pabrik disebutkan minyak lemak babi kadang-kadang dicampur dengan minyak mineral dan bahan tambahan lainnya untuk mengurangi gesekan dan meningkatkan kinerja mesin selama proses pembuatan baja tahan karat.

Baca juga: Waspada! Penemuan Produk Makanan Bersertifikat Halal Mengandung Babi, Apa Saja?
Padahal, para ahli kesehatan melarang stainless steel 201 kontak langsung dengan makanan. “Stainless steel 201 tidak direkomendasikan untuk kontak dengan makanan karena lebih mudah melarutkan logam, terutama dari makanan asam,” tulis akun itu.
Menanggapi isu itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana memastikan akan melakukan pengecekan tempat makan MBG yang diimpor dari Chaoshan, China. “Sedang check and recheck,” kata Dadan, dikutip dari Kompas.com, Rabu (27/8/2025). Dadan juga menyatakan, pihaknya selama ini memang belum pernah melakukan pengadaan nampan sebagai food tray untuk MBG. “BGN kan belum pernah melakukan pengadaan (food tray),” ujar Dadan.
Untuk diketahui, pemerintah memang sempat mengimpor food tray dari China. Dalam rapat dengan dengan Komisi XI DPR RI pada Mei 2025, Dadan mengungkapkan alasan pemerintah sempat mengimpor wadah makan dari China. “Gini, ini saya harus cerita sejarahnya. Ketika saya menggunakan food tray itu, itu kan belum ada satupun di Indonesia yang memproduksi itu,” ujarnya.