Media Berkemajuan

17 Oktober 2024, 17:00

Tanggapan Kemendikbud Terkait Penghapusan UN Disebut Sulit Lanjut Perguruan Tinggi di Luar Negeri

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Kepala BSKAP, Anindito Aditomo
Kepala BSKAP, Anindito Aditomo [Foto: Instagram Anindito Aditomo]

Jakarta, mu4.co.id – Perdebatan mengenai penghapusan Ujian Nasional (UN) kembali mencuat di media sosial Twitter atau X. Hal ini dipicu oleh informasi bahwa University of Twente (UT) di Belanda menetapkan persyaratan baru bagi mahasiswa Indonesia. 

Pelajar lulusan SMA Indonesia tidak bisa langsung diterima di program Sarjana karena dianggap tidak setara dengan pendidikan pra-universitas di Belanda. 

Selain itu, kelas penyetaraan studienkolleg di Jerman juga menaikkan nilai minimum dari 60 menjadi 85 bagi lulusan SMA Indonesia.

Tanggapan Kemendikbud

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek membantah bahwa penghapusan UN dan penerapan kurikulum merdeka mempersulit siswa untuk kuliah di luar negeri. 

Kepala BSKAP, Anindito Aditomo, menjelaskan bahwa UN, ujian seleksi, dan asesmen untuk monitoring memiliki fungsi berbeda. 

UN sebelumnya menjadi indikator kelulusan, sedangkan Ujian Seleksi diperlukan untuk masuk perguruan tinggi. Sementara, Asesmen Nasional digunakan untuk evaluasi kualitas pendidikan, tanpa mempengaruhi peluang siswa kuliah di dalam maupun luar negeri.

Baca Juga: Universitas di Belanda Sulit Terima Lulusan Sma Indonesia Karena UN Dihapus, Ini Solusi Yang Diberikan!

“Ketika UN masih diberlakukan pun murid Indonesia tidak bisa langsung diterima perguruan tinggi di beberapa negara, seperti Jerman,” ucap Anindito dikutip dari Kompas, Senin (30/9).

Anindito juga menyatakan setelah penghapusan UN, perguruan tinggi di Australia seperti University of Melbourne menyimpulkan bahwa capaian Kurikulum Merdeka di Indonesia setara dengan kurikulum Australia. 

Hal ini memungkinkan lulusan Indonesia mendaftar langsung tanpa perlu mengikuti program persiapan pra-kuliah.

Ternyata UT Belanda Terapkan Peraturan Lama

Ina Liem, pemerhati pendidikan dari Jurusanku.com, menjelaskan bahwa langkah University of Twente untuk menjaring mahasiswa Indonesia bukanlah hal baru. 

Bahkan sebelum penghapusan UN, perguruan tinggi di negara-negara seperti Inggris juga tidak menerima lulusan SMA Indonesia secara langsung dan mewajibkan mereka mengikuti kelas penyetaraan atau foundation studies.

“Kenapa kiblatnya Belanda? Karena dari zaman UN belum dihapus, semua universitas di UK tidak menerima SMA langsung ke sana,” ucap Ina

Ina juga menambahkan bahwa masih ada universitas di negara lain, seperti University of Melbourne di Australia, yang memungkinkan siswa Indonesia mendaftar tanpa program penyetaraan. Oleh karena itu, perubahan syarat di Universitas of Twente dan perguruan tinggi lainnya di Belanda tidak dapat dijadikan patokan.

“Mulai tahun ini, University of Melbourne, bisa dicek di web-nya, mereka menerima lulusan SMA langsung dengan nilai yang diminta. Jadi patokannya kan tidak bisa dinilai dari satu negara,” tambahnya.

(Kompas)

[post-views]
Selaras