Media Berkemajuan

12 Januari 2025, 05:08
Search

Tak Bisa Hentikan Genosida, Direktur HAM PBB Mundur dari Jabatan

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Craig Mokhiber, Direktur HAM PBB. [Foto: theguardian.com]

New York, mu4.co.id – Craig Mokhiber, Direktur Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berbasis di New York, mundur dari jabatannya karena menganggap PBB gagal mencegah genosida di Palestina.

Dikabarkan ia mengajukan surat pengunduran diri pada 28 Oktober lalu. Dalam suratnya kepada Komisaris Tinggi PBB di Jenewa, Volker Turk, Mokhiber kecewa PBB tidak bisa menghentikan genosida yang terjadi di Palestina.

Baca juga: Israel Kembali Serang RS di Gaza, Kali Ini Rumah Sakit Kanker!

“Sekali lagi kita melihat genosida terjadi di depan mata kita dan organisasi yang kita layani tampaknya tidak berdaya untuk menghentikannya,” kata Mokhiber.

Mokhiber mengatakan ini bukan kali pertama PBB gagal mencegah genosida. Sebelumnya PBB juga gagal mencegah genosida terhadap Tutsi di Rwanda, Muslim di Bosnia, Yazidi di Kurdistan Irak dan Rohingya di Myanmar.

“Pembantaian besar-besaran terhadap rakyat Palestina saat ini, yang berakar pada ideologi pemukim kolonial etno-nasionalis, merupakan kelanjutan dari penganiayaan dan pembersihan sistematis yang telah berlangsung selama beberapa dekade, sepenuhnya didasarkan pada status mereka sebagai orang Arab … tidak ada keraguan,” ujarnya.

“Ini adalah contoh kasus genosida,” imbuh Mokhiber.

Baca juga: Tanggapan Sekjen PBB Atas Konflik Hamas-Israel Membuat Marah Israel. Ini Katanya!

Mokhiber juga menganggap Amerika Serikat, Inggris, dan sebagian besar negara Eropa tidak hanya “menolak untuk memenuhi kewajiban perjanjian mereka” berdasarkan Konvensi Jenewa tetapi juga mempersenjatai serangan Israel dan memberikan perlindungan politik dan diplomatik terhadap konflik tersebut.

Surat pengunduran diri itu tidak menyebutkan serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang memakan korban lebih dari 1.400 orang dan menyandera 240 orang. Dalam suratnya, Mokhiber juga menyerukan diakhirinya negara Israel secara efektif.

“Kita harus mendukung pembentukan negara sekuler yang demokratis dan tunggal di seluruh wilayah Palestina yang bersejarah, dengan hak yang sama bagi umat Kristen, Muslim, dan Yahudi,” tulisnya, seraya menambahkan: “dan, oleh karena itu, penghapusan kelompok-kelompok yang sangat rasis dan pemukim-proyek kolonial dan mengakhiri apartheid di seluruh negeri.”

Sebagai informasi, Mokhiber bergabung untuk PBB sejak tahun 1992 dan memegang sejumlah peran penting. Ia memimpin tugas komisaris tinggi dalam merancang pendekatan pembangunan berbasis hak asasi manusia, dan bertindak sebagai penasihat senior hak asasi manusia di Palestina, Afghanistan, dan Sunda.

Baca juga: Indonesia Desak DK PBB Hentikan Perang di Gaza, Menlu RI: Berapa Banyak Nyawa Lagi Dikorbankan?

Mokhiber merupakan seorang pengacara yang berfokus dalam hak asasi manusia internasional. Ia juga pernah tinggal di Gaza pada tahun 1990-an.

Selama menjabat sebagai direktur kantor komisaris tinggi hak asasi manusia di New York, Mokhiber terkadang mendapat kecaman dari kelompok pro-Israel karena komentarnya di media sosial. Ia dikritik karena memberikan dukungan terhadap gerakan boikot, divestasi, sanksi (BDS) dan menuduh Israel melakukan apartheid-sebuah tuduhan yang ia ulangi dalam suratnya.

Sumber: detiknews

[post-views]
Selaras