Media Berkemajuan

15 Januari 2025, 12:55
Search

Sering Disimpan Dalam Waktu Lama, Apakah Madu Dapat Kadaluarsa?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Madu [Foto: Pinterest]

Banjarmasin, mu4.co.id – Madu merupakan salah satu bahan makanan yang bisa dikonsumsi dengan aman. Saat ini, terdapat setidaknya 300 jenis madu yang dikenal, yang dihasilkan oleh lebih dari 20.000 spesies lebah madu.

“Komposisi madu bergantung pada jenis lebah madu,” ungkap Kantha Shelke, ilmuwan makanan di Universitas Johns Hopkins, dilansir dari Kompas, Ahad (21/7).

Lantar, apakah madu-madu tersebut dapat kadaluarsa?

Berdasarkan Live Science, setelah mengumpulkan nektar dari bunga, lebah mengubah sukrosa, campuran kompleks glukosa dan fruktosa menjadi gula sederhana yang sangat pekat.

Walaupun kebanyakan madu mengandung gula, madu juga mengandung lebih dari dua belas zat lainnya seperti enzim, mineral, vitamin, dan asam organik.

Madu juga kaya akan senyawa flavonoid dan fenolik yang memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan. Senyawa ini bertanggung jawab atas khasiat dari madu. Kombinasi bahan kimia yang hadir dalam proses pembuatan madu oleh lebah membuatnya menjadi pemanis alami yang tidak ramah terhadap mikroba yang biasanya merusak makanan.

Madu memiliki kandungan gula yang tinggi, sehingga bersifat higroskopis yang memungkinkannya menyerap kelembapan dari lingkungan sekitarnya, termasuk menyerap air dari sel mikroba di sekitarnya. Selain itu, madu memiliki ketersediaan air yang rendah yang mencegah pertumbuhan mikroba.

Baca Juga: Bahaya! Makanan dan Minuman ini Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan dengan Durian

Selain itu, kehadiran asam glukonat, asetat, format, dan sitrat membuat madu lebih asam daripada kopi. Rentang pH yang rendah ini melebihi toleransi sebagian besar mikroba.

Hidrogen peroksida dalam madu juga memiliki kemampuan untuk mencegah bakteri membentuk lapisan lendir yang disebut biofilm, yang biasanya menempel pada permukaan. Semua senyawa kimia ini berkontribusi dalam menghambat kemampuan mikroba untuk memecah komponen-komponen madu.

Meskipun madu tetap aman untuk dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, madu akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.

“Madu mengalami perubahan karena kristalisasi, fermentasi, oksidasi, dan efek termal. Perubahan tersebut juga bergantung pada jenis madu (terang atau gelap) dan sumber, atau wilayah yang bervariasi menurut musim dan tanaman yang dimakan lebah madu,” ujar Shelke.

Jika dipanaskan atau disimpan dalam waktu lama, beberapa perubahan tersebut dapat memengaruhi nutrisi dan penampilan madu. Madu dapat mengalami reaksi Maillard, sebuah reaksi kimia yang sama yang mengubah gula menjadi karamel dan memberikan warna coklat pada madu tersebut.

Sementara saat di pendinginan, madu dapat mengkristal. Hal ini terjadi ketika larutan gula dalam madu menjadi terlalu jenuh untuk tetap larut. Proses ini juga bisa terjadi ketika kelembapan keluar dari madu selama penyimpanan, menyebabkan gula mengkristal.

Menurut penelitian, madu paling baik dipertahankan ketika disimpan pada suhu sekitar 24 derajat Celsius, atau sekitar suhu ruang.

(Kompas)

[post-views]
Selaras