Rafah, mu4.co.id – Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan 68 anak, 11 staf, dan anggota keluarga mereka dari kantor SOS Children’s Village di Rafah telah dievakuasi sementara ke Betlehem. SOS Children’s Village adalah sebuah lembaga non-pemerintah atau non-governmental organization (NGO).
Juru bicara Kemenlu Jerman menyatakan bahwa sejak pertengahan November 2023, SOS Children’s Village telah menghubungi Kemenlu Jerman untuk meminta bantuan terkait desa mereka di Rafah.
“Kami merasa lega mengetahui usaha intensif kami akhirnya sukses kemarin, kami ingin berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat,” kata Juru Bicara Kemenlu dilansir dari detiknews, Jum’at (15/3).
Sudah lebih dari 1 juta pengungsi saat ini berlindung di Rafah, Gaza Selatan. Sebagian besar dari mereka tinggal di tempat penampungan yang penuh sesak dan tenda-tenda darurat. Saat ini, pengiriman bantuan ke Gaza dihalangi oleh pos-pos pemeriksaan serta operasi militer milik Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Organisasi bantuan melaporkan, persediaan bahan pangan mungkin akan habis dalam waktu yang singkat.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman Bagi Warga Sipil Gaza, Bahkan di Rafah!
Sebelumnya, Israel telah menegaskan akan melancarkan serangan di Rafah untuk menghancurkan sisa kelompok militan Hamas yang berada di sana. Negara-negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Jerman telah memperingatkan kemungkinan dampak kemanusiaan yang serius jika serangan tersebut dilancarkan sepenuhnya. Namun, Israel juga menyatakan pihaknya sedang menyusun rencana untuk mengevakuasi sebagian kota Rafah sebelum melakukan operasi militer.
Menurut laporan dari The Times of Israel, operasi evakuasi itu adalah permintaan oleh pihak Jerman dan dikoordinasikan oleh Kementerian Pertahanan Israel dan Dewan Keamanan Nasional, tanpa persetujuan yang eksplisit dari kabinet keamanan pemerintah.
Menurut laporan tersebut, tindakan Jerman itu mendapat kritik dari Bezalel Smotrich, Menteri Keuangan Israel yang berhaluan kanan. Smotrich menyebut evakuasi itu sebagai “kegagalan etika” dan meminta penjelasan dari Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, mengenai evakuasi tersebut.
Sumber: detiknews