Papua, mu4.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan salju abadi yang menyelimuti Puncak Jaya, Pegunungan Cartenz, Papua, mencair.
Sebelum hal ini terjadi, baik BMKG maupun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mewanti-wanti potensi mencairnya lapisan es.
Berdasarkan pantauan BMKG menunjukkan, dalam beberapa dekade terakhir, salju abadi di Puncak Jaya terus mencair. Hasil riset analisis paleoklimat berdasarkan inti es yang dilakukan oleh BMKG bersama Ohio State University, Amerika Serikat, mencatat, pencairan gletser di Puncak Jaya setiap tahunnya terjadi sangat masif. Lalu, apa penyebab dari mencairnya salju tersebut bahkan terancam punah?
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan penyebab salju abadi di Puncak Jawa, Pegunungan Cartenz, Papua terancam punah. Dia mengatakan, mencairnya es di Puncak Jaya disebabkan oleh pemanasan global dan perubahan iklim yang sedang terjadi di seluruh dunia.
“Dalam beberapa dekade terakhir dilaporkan terjadi penurunan drastis luas area salju abadi di Puncak Jaya,” kata Dwikorita, dilansir dari laman BMKG (28/09/2023).
Laporan BMKG mencatat, salju abadi itu pada 2010 memiliki ketebalan es mencapai 32 meter. Namun, seiring perubahan iklim yang terjadi di dunia, lapisan es itu terus berkurang. Hingga 2015, laju penurunan ketebalan es berkisar satu meter per tahun. Kondisi kian buruk pada 2015-2016 ketika Indonesia dilanda fenomena El Nino kuat di mana suhu permukaan menjadi lebih hangat. Akibatnya, gletser di Puncak Jaya mencair hingga 5 meter per tahun.
Baca juga: Ungkap Misteri Tembok Raksasa di Bawah Laut Papua, Ini Kata Ahli Geologi
Pencairan salju abadi itu tak berhenti. Pada 2015-2022, BMKG mencatat ketebalan es mencair 2,5 meter per tahun. Diperkirakan ketebalan es yang tersisa pada Desember 2022 hanya 6 meter.
Sementara itu, tutupan es pada 2022 berada di angka 0,23 km persegi atau turun sekitar 15% persen dari luasan pada Juli 2021 yaitu 0,27 km persegi.
“Fenomena El Nino tahun 2023 ini berpotensi untuk mempercepat kepunahan tutupan es Puncak Jaya,” kata Dwikorita.
Kepunahan salju abadi di Puncak Jaya tidak hanya menghilangkan fenomena langka itu. Berbagai aspek kehidupan di wilayah dan ekosistem sekitar salju abadi juga terancam punah.
“Dampak lain dari mencairnya es di Puncak Jaya adalah adanya kontribusi terhadap peningkatan tinggi muka laut secara global.” ungkap Dwikorita.
Dwikorita mengimbau kepada seluruh pihak untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan. Upaya mitigasi perubahan iklim sudah semestinya menjadi fokus dari seluruh aksi yang dilakukan.
Sumber: regional.kontan.co.id