Shanghai, mu4.co.id – Sany Group, perusahaan alat berat raksasa China, telah menandatangani nota kerja sama (MoU) dengan Jhonlin Group terkait pemesanan 2.000 unit ekskavator. Jumlah pemesanan tersebut menjadi rekor terbesar di dunia untuk sebuah pemesanan ekskavator.
Penandatanganan tersebut dilakukan langsung oleh pemilik Jhonlin Grop, Andi Syamsuddin Arsyad atau dikenal Haji Isam pada Rabu (26/6) di Shanghai, China. Penandatangan MoU itu didampingi oleh Timothy Savitri selaku partner dari Jhonlin Group.
Tujuan dari pesanan itu sendiri yaitu untuk mendukung proyek pertanian pemerintah di Indonesia.
“Pada tanggal 26 Juni, Sany menandatangani pesanan 2.000 ekskavator dengan Jhonlin Group, ini merupakan pesanan internasional terbesar di Dunia untuk ekskavator, ” demikian siaran pers resmi Sany Group di Jakarta, dilansir dari Republika, Sabtu (29/6).
Haji Isam menjelaskan bahwa ekskavator tersebut akan dimanfaatkan untuk proyek-proyek pertanian di Indonesia.
“Jhonlin Group akan terus mengembangkan proyek pertanian untuk mendukung pengembangan pertanian Indonesia,” ucap Haji Isam.
Baca Juga: Bikin Paspor Tak Perlu Bawa KTP dan KK, Ini Kata Ditjen Imigrasi!
Ekskavator Sany SY215C-9, dengan kapasitas 21,5 ton cocok untuk pekerjaan berat seperti di sektor pertanian. Harganya untuk unit baru berkisar antara Rp1,7 miliar hingga Rp2,3 miliar. Sementara itu, harga ekskavator bekasnya bervariasi antara Rp 700 juta hingga Rp 1 miliar, tergantung pada tahun produksi dan kondisi mesin.
Diperkirakan total nilai pesanan 2.000 ekskavator yang dibeli oleh Jhonlin Group dari produsen Sany mencapai Rp 4 triliun. Langkah yang dilakukan oleh pengusaha berbasis di Batu Licin, Kabupaten Tanah Tumbu, Kalimantan Selatan, untuk memesan ekskavator pertanian dari produsen alat berat China tersebut dengan tujuan memenuhi tugas negara.
Diketahui, Jhonlin Group diberi tanggung jawab oleh pemerintah untuk mengembangkan proyek lumbung pangan (food estate) sekitar 100 ribu hektare di Papua. Haji Isam, sebagai pemilik perusahaan, siap menjalankan tugas tersebut dengan memesan alat berat sebagai persiapan pelaksanaan proyek.
Jhonlin Group adalah perusahaan induk yang memiliki unit bisnis di berbagai sektor, termasuk pertambangan, jasa pelabuhan, transportasi laut dan udara, bongkar muat laut lepas, pertanian, kesehatan, jasa keamanan, serta infrastruktur.
Adapun Sany Group yang merupakan holding dari perusahaan multinasional asal China yang fokus pada produksi alat berat. Sebagai salah satu dari lima produsen alat berat terbesar di dunia, Sany Group memimpin dalam pengembangan dan manufaktur alat berkualitas tinggi seperti alat tambang, mesin pelabuhan, dan peralatan pengeboran minyak.
(Republika)