Media Utama Terpercaya

6 Juni 2025, 04:06
Search

Presiden Turki Erdogan, Tak Nyaman dengan Dekorasi Sidang Umum PBB, Apa Penyebabnya?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Presiden Turki, Erdogan [Foto: nbcnews.com]

New York, mu4.co.id – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, merasa risih dengan dekorasi yang digunakan dalam Sidang ke-78 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlangsung di New York, Amerika Serikat.

Ia merasa tak nyaman dengan warna-warni yang digunakan PBB dalam dekorasi sidang kali ini. Ia menganggap warna-warna tersebut menyerupai warna LGBTQ (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, dan Queer).

Baca juga: Raih Suara Terbanyak, Erdogan Kembali Terpilih Jadi Presiden Turki!

Pemerintah Turki memang telah memperketat pendiriannya terhadap kebebasan LGBTQ. Ia mengaku ingin mendiskusikannya dengan Sekretaris PBB Antonio Guterres.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, “Salah satu masalah yang paling mengganggu saya adalah ketika memasuki (ruang) Majelis Umum PBB. Anda melihat warna LGBTQ di tangga dan tempat lain.” Kamis (21/09/2023)

Ruang Majelis Umum PBB [Foto: sindonews.com]

“Berapa banyak LGBTQ di dunia saat ini? Berapa pun besarnya hak yang mereka miliki dalam langkah-langkah ini, mereka yang menentang LGBTQ juga mempunyai hak yang sama,” tambahnya.

Namun, sejumlah diplomat PBB berpendapat bahwa Erdogan salah menafsirkan 17 warna yang hadir dalam ruang.

Baca juga: Aktivis LGBT Se-ASEAN Akan Gelar Pertemuan di Jakarta. Begini Reaksi MUI

Menurut Guterres tidak ada warna pelangi di markas besar PBB yang mempromosikan isu tersebut. Juru bicara Guterres tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Erdogan.

Alih-alih menyoroti LGBTQ, dari 17 warna yang mengelilingi area ruang Sidang Majelis Umum PBB, warna-warni tersebut mencoba menafsirkan target Sustainable Development Goals (SDGs), yang merupakan daftar hal yang harus dilakukan oleh setiap negara anggota, yang bertujuan untuk menghapus kelaparan, kemiskinan, dan memerangi perubahan iklim, serta mendorong kesetaraan gender.

Sumber: cnnindonesia.com

[post-views]
Selaras