Sumatera Utara, mu4.co.id – Pesawat Saudia Airlines pengangkut jemaah haji Indonesia mendarat darurat di Bandara Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) setelah mendapat ancaman adanya bom pada Selasa (17/6).
“Perihal ancaman bom pada pesawat Saudia Air SI-576 rute Jeddah-Jakarta, sehingga mendarat darurat di Bandara Kualanamu Medan,” ungkap Kabid Humas Polda Sumut Kombes Ferry Walintukan, dikutip dari detik sumut, Rabu (18/6).
Ferry menyampaikan bahwa ancaman tersebut pertama kali diterima saat pesawat telah mengudara dari Bandara Jeddah dan sudah berada di wilayah Indonesia. Pesawat kemudian mendarat darurat di Bandara Kualanamu sekitar pukul 10.55 WIB.
Pilot memutuskan mendarat darurat di Bandara Kualanamu karena merupakan bandara terdekat dari posisi pesawat saat itu.
Disaat bersamaan, Bandara Soekarno-Hatta dan Kualanamu mengaktifkan Emergency Operation Center (EOC) bersama Komite Keamanan Bandara guna memastikan rencana darurat berjalan sesuai prosedur.
Menko Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan memastikan evakuasi penumpang pesawat Saudia Airlines yang mendarat darurat di Bandara Kualanamu akibat ancaman bom berlangsung aman dan tertib tanpa korban jiwa.
“Proses evakuasi di Bandara Kualanamu Medan berlangsung aman dan tertib tanpa ada korban jiwa,” ujar Budi Gunawan
Setelah pesawat mendarat, aparat TNI, Polri, dan otoritas bandara langsung menangani situasi sesuai prosedur darurat. Pemerintah juga sedang menyelidiki asal dan kebenaran ancaman, serta berkoordinasi dengan otoritas penerbangan Arab Saudi untuk penelusuran lebih lanjut.
Pesawat itu membawa ratusan jemaah haji dan sedang dalam penerbangan kepulangan dari Jeddah menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) di Jakarta.
Sementara itu, Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Udara, Lukman F Laisa, mengonfirmasi adanya ancaman bom terhadap pesawat Saudia Airlines SV-5726 rute Jeddah–Jakarta yang mendarat darurat di Bandara Kualanamu.
Ancaman dikirim melalui email anonim ke PT Angkasa Pura Indonesia pada pukul 07.30 WIB, menyebutkan akan meledakkan pesawat yang mengangkut 442 jemaah haji Kloter 12 JKS.
“Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) dari kepolisian telah dihubungi dan telah siap siaga di Bandar Udara Kualanamu untuk penanganan langkah-langkah keamanan sesuai ketentuan,” ungkap Lukman.

Pesan Ancaman Bom Sebut Dua Nama
Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan menyatakan bahwa ancaman bom yang diterima pilot mengandung muatan ideologis dan unsur terorisme. Pesan tersebut menyebutkan rencana peledakan dengan bom pipa dan IED sebagai bentuk protes terhadap kebijakan politik luar negeri.
“Pesan tersebut menyebut individu Ajmal Kasab dan Savukku Shankar, serta kelompok yang diduga terafiliasi secara transnasional,” sebut Whisnu dalam konferensi pers di Bandara Kualanamu.
Kapolda Whisnu menyebut ancaman bom juga menargetkan Bandara Soekarno-Hatta dengan teknologi pemicu seperti RFID dan EFP. Seluruh isi ancaman sedang dianalisis oleh tim.
Baca Juga: Rombongan Diplomat Indonesia Diserang Bom di Pakistan!
Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah II Medan, Asri Santosa menyampaikan bahwa pesan ancaman bom terhadap pesawat yang mengangkut jemaah haji dari Jeddah menuju Jakarta terlacak berasal dari Mumbai, India.
“Itu (pesan ancaman bom) dalam bahasa inggris, orang Bombay (Mumbai) India. Detailnya nanti dari Kementerian Perhubungan saja karena yang menerima email adalah dari Kementerian Perhubungan. Jadi, saya tidak berwenang untuk menjawab itu,” ujar Asri.
Pesan yang bertuliskan bahasa Inggris tersebut menyebut bahwa pesawat akan diledakkan saat mendarat di Jakarta. “Disitu ada ancaman bom, dijelaskan bahwa pesawat akan diledakkan ketika nanti landing di Jakarta,” ucapnya.

Sementara itu, 442 penumpang telah dievakuasi dan diistirahatkan di hotel sekitar bandara sambil menunggu keberangkatan selanjutnya.
Polisi menegaskan bahwa tidak ditemukan benda mencurigakan, termasuk bom, di dalam pesawat. Meski begitu, investigasi lebih lanjut masih terus berlangsung.
(Tempo, RRI, detik news, detik sumut, Kompas, CNN)