Jakarta, mu4.co.id – Grand Syekh Al-Azhar, Imam Akbar Ahmed Al Tayeb beserta rombongan berkunjung ke Kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, yang membahas beberapa aspek penting, mulai dari isu-isu keagamaan, pendidikan, hingga kemanusiaan, di Jakarta Pusat, Kamis (11/07/2024).
Dalam pertemuan itu, Grand Syekh mendorong umat Islam untuk mencintai ilmu dan nilai-nilai orientasi kemajuan, dan menekankan mengenai pentingnya prinsip wasathiyah atau moderasi dalam beragama. Tak hanya itu, Grand Syekh juga menyoroti pentingnya ilmu dirasah islamiyah yang sangat mendalam dan kompleks. Ia menyebutkan bahwa umat Islam memiliki perangkat ilmu yang sangat kokoh dan teruji dalam sejarah, termasuk ilmu hadis
Selain itu, dalam pertemuan tersebut juga membahas tentang peningkatan kerja sama antara Muhammadiyah dengan Al-Azhar, tidak hanya mencakup moderasi, tetapi juga membawa kemajuan umat. Perbedaan paham dan mazhab tidak menjadi kendala untuk bersatu dan maju bersama.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir pun menekankan bahwa moderasi saja tidak cukup, perlu ada nilai-nilai agama yang membawa kemajuan peradaban. “Itulah yang kami maknai dari Al-Baqarah 143, umat tengahan yang menjadi saksi. Maksudnya adalah menjadi saksi dalam kontribusi kemajuan peradaban. Di mana umat Islam ada, di situ ia menjadi problem solver,” ujar Haedar.
Dalam upaya mendukung pendidikan tersebut, Grand Syekh mengatakan akan menambah tawaran beasiswa untuk Muhammadiyah, dimana Al-Azhar setiap tahun terus menambah beasiswa untuk Indonesia, yang menunjukkan komitmen tingginya terhadap pendidikan dan pengembangan ulama-ulama.
Di samping itu dalam penyambutan kunjungan Grand Syekh Al Azhar beserta rombongannya, PP Muhammadiyah pun memberikan cenderamata berupa Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) 1446 Hijriah.
Haedar menuturkan PP Muhammadiyah sengaja menyambut Grand Syekh Al Azhar secara sederhana dan penuh kekeluargaan di Gedung Dakwah, tidak di tempat yang megah. Ia ingin pertemuan dengan Grand Syekh Al Azhar bersifat intim dan tidak terlalu formal. “Biarpun kami punya hotel di Yogja, punya hotel di Malang, dan seterusnya, kami menerima (Grand Syekh) di gedung ini untuk (menunjukkan) juga bahwa hubungan antara kami dengan Al Azhar itu juga hubungan yang berkeluargaan, mengeluarga, tidak terlalu formalistik,” katanya.
(muhammadiyah.or.id, inilah.com)