Jakarta, mu4.co.id – PT Pertamina (Persero) menegaskan bisnis utamanya tetap pada sektor minyak dan gas, serta energi terbarukan (EBT). Maka, unit usaha noncore akan dialihkan lewat skema spin off dan pengelompokan dengan perusahaan sejenis di bawah koordinasi Danantara.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menyebut bidang usaha penerbangan PT Pelita Air Service (milik Pertamina) tengah direncanakan untuk digabung dengan Garuda Indonesia, sementara sektor lain seperti asuransi, kesehatan, hospitality, dan Patra Jasa akan dikonsolidasikan sesuai roadmap Danantara dan Kementerian BUMN.
Baca Juga: Pelita Air Raih Penghargaan On-Time Performance Terbaik dari Ditjen Perhubungan Udara!
Untuk mendukung strategi ini, Pertamina membentuk Direktorat Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis yang dipimpin oleh Agung Wicaksono, dengan fokus pada organisasi adaptif, integrasi aspek keberlanjutan menuju net zero emission 2060, serta penguatan advokasi kebijakan.
Selain itu, integrasi bisnis hilir antara Pertamina Patraniaga, Kilang Pertamina Internasional, dan Pertamina International Shipping ditargetkan selesai pada akhir 2025.
“Integrasi ini akan membuat operasional bisnis lebih efisien dan efektif,” kata Simon dikutip dari Republika, Sabtu (13/9).
Menurutnya, seluruh upaya transformasi yang dilakukan tidak semata-mata untuk efisiensi bisnis, tetapi juga demi menjaga reputasi perusahaan.
“Tidak kalah penting, semua langkah tersebut dilakukan untuk menjaga reputasi perusahaan dan memperkuat kepercayaan stakeholder melalui advokasi kebijakan yang kuat serta komunikasi yang efektif,” ucapnya.
(Republika)















