Jakarta, mu4.co.id – Pertama di Indonesia, CEO TVOne Taufan Eko Nugroho memperkenalkan inovasi terbaru dengan memanfaatkan artificial intelligence (AI) sebagai sebuah terobosan berupa pemanfaatan AI sebagai presenter. Adapun tujuan dari inovasi ini untuk membantu mengenalkan AI ke masyarakat luas.
Dalam program berita ‘Apa Kabar Indonesia’ dari TV ONE disebutkan bahwa yang tampil di hadapan pemirsa saat itu adalah Karni Ilyas dalam bentuk avatar.
Karni Ilyas selaku Pimpinan Redaksi TVOne mengatakan bahwa dirinya yang tampil saat itu adalah buatan mesin yang menandai penampilannya sebagai presenter avatar pertama di Indonesia.
Karni juga memperkenalkan dua presenter AI, yakni Sasya dan Nadira. Keduanya digambarkan sebagai sosok perempuan berusia di atas 25 tahun dengan ciri dan penampilan berbeda.
Nadira dan Sasya diperkenalkan bertepatan dengan hari Kartini dan akhir Ramadhan keduanya merupakan simbol menuju perubahan.
“Halo semua seiring dengan aktivitas Anda yang padat, saya akan membawakan berbagai berita dalam dan luar negeri yang mungkin Anda lewatkan dalam satu hari,” kata Sasya memperkenalkan diri. Ia digambarkan berkulit putih dan memiliki rambut hitam dengan aksen cat coklat kemerahan.
Sedangkan Nadira digambarkan memiliki kulit sawo matang dan mengenakan hijab. Sejauh ini hanya bagian kepala, mulut dan mata Sasya dan Nadira yang bergerak. Termasuk saat Sasya bertugas menyiarkan berita bertema Lebaran, yang menginformasikan arus lalu lintas di jalan Tol Trans Jawa.
Taufan mengakui bahwa dua presenter AI ini masih ada kekurangan seperti suaranya belum bisa sehalus suara presenter asli.
Namun, menurutnya, tampilannya sudah jauh lebih bagus dibanding 6 bulan lalu. Dia menargetkan 6 bulan ke depan akan ada banyak perkembangan yang bisa ditunjukkan.
Baca Juga: Pengembang Teknologi AI Undur Diri dari Google, Sebut Ada Bahaya Bagi Masa Depan
Pemanfaatan AI sebagai presenter tentu membawa keuntungan yakni waktu dan efisiensi. Sistem AI dapat membaca dan memproses informasi dengan cepat dan akurat, sehingga mempercepat proses produksi berita.
Selain itu, kehadiran pembawa acara virtual juga dapat mengurangi biaya produksi dan memperluas jangkauan siaran ke daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh pembawa acara manusia.
Sumber: kompasiana.com tekno.tempo.co/Maria Fransisca Lahur
