Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 10:59

Penemuan Logam Mulia dan Pasir Tahan Gempa Seberat 3 Ton di Gunung Padang, Membuktikan Peradaban Maju di Masa Lalu

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Ilustrasi Situs Megalitik Gunung Padang yang masih menyimpan banyak rahasia yang belum terpecahkan [Foto: disway.id]

Cianjur, mu4.co.id – Para peneliti telah menemukan tidak kurang dari 3 ton logam mulia dan pasir tahan gempa di kawasan Gunung Padang.

Situs Gunung Padang terletak di desa Karyamukti, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, atau 30 kilometer barat daya dari Kota Cianjur.

Dengan ditemukannya kedua benda tersebut di situs megalitik terbesar di Asia Tenggara ini, publik pun bertanya-tanya, sebenarnya kehidupan masyarakat seperti apa yang pernah tinggal ribuan tahun lalu dan telah menerapkan teknologi maju seperti pasir peredam gempa tersebut?

Studi juga menunjukkan bahwa situs tersebut diperkirakan telah dibangun oleh nenek moyang pada 11.000 tahun yang lalu, yang dapat mengubah pemahaman tentang sejarah dunia dan diyakini lebih besar daripada Candi Borobudur.

Beberapa peneliti, termasuk geolog Danny Hilman Natawidjaja, percaya bahwa struktur Gunung Padang menunjukkan bukti teknologi canggih dalam konstruksi dan astronomi, mirip dengan yang digambarkan Plato dalam deskripsinya tentang Atlantis.

Analisa itu dirangkum dalam buku Danny Hilman Natawidjaja berjudul “Plato’s Atlantis in Indonesia”.

Baca juga: Situs Prasejarah Ini Terletak di Indonesia! Usianya 25.000 SM

Menurut penelitian tempat ini memiliki Potensi Kandungan Emas didalamnya, Sutikno Bronto Geolog dari Badan Geologi Bandung, mengungkapkan bahwa Gunung Padang dahulu merupakan bekas gunung api purba.

Menurutnya, pusat vulkanik gunung api biasanya mengandung emas dari magma yang keluar ke permukaan bumi. Ini menimbulkan dugaan bahwa di situs ini mungkin terkubur logam mulia emas yang bernilai tinggi.

Lebih mencengangkan lagi, terdapat reaktor pembangkit listrik tenaga hidro-elektrik yang berusia 13.000 hingga 23.000 tahun sebelum Masehi, mirip dengan reaktor nuklir alam di benua Afrika, tepatnya di Gabon.

Sebuah tulisan tahun 1956 yang dibuat oleh Paul Kazuo Kuroda, seorang ahli kimia dari Universitas Arkansas mengatakan, apabila jumlah U235 cukup banyak dan ada moderator neutron seperti aliran air tanah, maka reaktor nuklir secara alami bisa terjadi dan mengalami reaksi fisi nuklir “dengan sendirinya” kira-kira 1,7 milyar tahun lalu, dan berjalan selama beberapa ratus ribu tahun, dengan rata-rata 100 kW tenaga termal selama waktu itu.

Bahkan, penelitian lebih lanjut telah menemukan enam belas lokasi yang memiliki fungsi serupa dengan reaktor nuklir modern. Mungkinkah salah satu dari analisis reaktor hidro-elektrik tersebut berada di Situs Gunung Padang?

Di situs ini juga ditemukan artefak dan struktur yang menarik, termasuk sebuah benda yang disebut sebagai Kujang Gunung Padang.

Kujang Gunung Padang adalah sebuah benda yang memiliki bentuk mirip senjata, dengan bagian pegangan seperti pinggang dan bagian bilah yang bifasial, artinya kedua sisinya memiliki ketajaman yang sama.

Kujang Gunung Padang [Foto: disway.id]

Benda ini terbuat dari batu dan ditemukan di lokasi yang diyakini telah dihuni sejak minimal 5200 SM. Artefak ini menarik perhatian peneliti, terutama karena kemiripannya dengan senjata suku Sunda tradisional, kujang.

Selain itu ditemukan pula dua pintu tersembunyi yang menguatkan dugaan bahwa situs ini memiliki usia ribuan tahun.

Ditemukan pula lapisan pasir ayak peredam gempa, tulisan kuno dan semen purba.

Tim peneliti yakin bahwa di masa lalu ada sebuah bangunan yang sengaja ditimbun dengan cara mendirikan bangunan lain di atasnya, yang kemudian menjadi bangunan berundak Gunung Padang.

Jika dugaan ini terbukti benar, maka itu akan mengubah pemahaman kita tentang sejarah dunia dan peradaban.

Pada tahun 2014, Tim Nasional Penelitian Gunung Padang yang didukung oleh Tentara Nasional Indonesia mulai melakukan penelitian lapangan di situs ini.

Mereka menemukan pecahan tembikar, logam seperti koin dan pisau, serta batu yang memiliki bentuk mirip kujang. DR Ali Akbar berpendapat bahwa batu tersebut merupakan artefak buatan manusia zaman lampau.

Koin logam Gunung Padang [Foto: disway.id]

Baca juga: Arkeolog Temukan ‘Harta Karun’ Kuno di Situs Gunung Padang

Selain itu, Sujatmiko, seorang ahli geologi, menyatakan bahwa batu tiang Gunung Padang tersebut mengandung serat kawat tidak masuk akal yaitu terbuat dari basaltis yang secara teoritis mengandung unsur besi dan magnesium dalam jumlah yang signifikan.

Oleh karena itu, bintik-bintik oksida besi yang terlihat di permukaan batu tersebut bukanlah hal yang aneh. Baginya, hipotesis bahwa batu tersebut adalah hasil alami lebih masuk akal daripada artefak buatan manusia.

Untuk mencari jawaban yang lebih pasti, benda tersebut perlu menjalani uji pemindaian di laboratorium. Hasil dari uji pemindaian ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang asal-usul dan signifikansi artefak ini, serta tentang sejarah situs Gunung Padang secara keseluruhan. (disway.id, pikiran-rakyat.com)

[post-views]
Selaras