Jakarta, mu4.co.id – Belakangan ini, sebuah video yang viral di TikTok memperlihatkan kegiatan non-Islam atau disebut Nonis, yang turut serta dalam berburu takjil Ramadan. Mereka terlihat antusias mengikuti tradisi tersebut dengan alasan-alasan tertentu.
Berburu takjil adalah aktivitas yang diminati umat Muslim selama bulan Ramadan. Ketika menanti waktu berbuka puasa, biasanya mereka mengunjungi pasar takjil untuk memilih jajanan yang diinginkan.
Namun, beberapa umat Muslim merasa tertantang karena melihat banyak non-Islam yang ikut berburu takjil. Mereka bahkan membagikan momen tersebut di media sosial, seperti dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @ciciba****.
Dalam video tersebut, dua orang non-Islam terlihat sangat antusias menunggu penjual takjil meskipun gerai belum dibuka. Mereka dengan antusias mengambil jajanan sebelum penjual selesai menata dagangannya.
Sikap bersemangat mereka menarik perhatian netizen, terutama umat Muslim, yang tidak menyangka non-Islam bisa begitu antusias dalam tradisi tersebut.
Baca Juga: Sudah Mulai Persiapan, Disini Lokasi Pasar Wadai Banjarmasin!
Banyak yang merasa iri karena non-Islam dapat langsung menikmati makanan saat masih hangat, sementara umat Muslim harus menunggu waktu berbuka.
Amelia, pemilik akun @ciciba****, mengungkap bahwa dirinya dan teman-teman non-Islamnya sudah terbiasa berburu takjil setiap tahunnya. Mereka tertarik karena banyak makanan khas Ramadan yang hanya tersedia saat bulan puasa. Menurut Amelia, suasana berburu takjil saat Ramadan sangat berbeda dan lebih ramai.
Mereka bahkan tiba lebih awal untuk memastikan mereka tidak kehabisan, mengikuti konsep “siapa cepat dia dapat”.
Tanggapan Pemuka Agama dan Pedagang
Dadang Kahmad, Ketua PP Muhammadiyah, memberikan tanggapan terhadap perbincangan yang meluas tentang partisipasi orang-orang yang tidak berpuasa dalam “berburu takjil”. Baginya, fenomena ini mencerminkan adanya harmoni antaragama.
“Seperti halnya umat Islam merayakan libur Natal atau ikut merayakan Nyepi. Ini adalah contoh hidup berdampingan secara damai,” ucap Dadang, dilansir dari SumateraEkspress.id, Selasa (26/3).
Dadang memandang sebagai sesuatu yang wajar jika para non-Islam turut serta dalam kegiatan berburu takjil. Menurutnya, ini akan memberikan manfaat bagi para pedagang takjil.
“Tidak mengherankan bahwa dalam kehidupan saat ini, dalam interaksi antarbudaya, kita saling memengaruhi satu sama lain. Selain itu, ada juga dampak ekonomi yang terlibat,” tambahnya.
Baca Juga: Tidak Hanya Banjarmasin, Banjarbaru Juga Punya Pasar Wadai!
Dadang menyatakan bahwa berburu takjil sebenarnya merupakan belanja makanan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan transaksi dan memperkuat ekonomi masyarakat.
Pedagang takjil menyambut baik pandangan tersebut dan mengakui bahwa mereka senang dengan peningkatan penjualan karena fenomena tersebut menjadi viral.
Eka, seorang pedagang takjil, menyambut positif konten viral tentang orang-orang yang tidak berpuasa namun berburu takjil.
“Tidak apa-apa, kan viral? Kami sebagai pedagang merasa senang, karena barang dagangan kami cepat laku habis,” ucapnya.
Eka mulai berjualan takjil dari pukul 15.00 WIB hingga adzan Magrib.
Ia mengungkapkan kebahagiaannya karena stok takjilnya habis sebelum azan Maghrib berkat konten yang viral tersebut.
“Senang rasanya karena dagangan cepat habis sebelum azan. Di sini juga menjadi lebih ramai, karena kemarin banyak yang datang meliput,” tambahnya.
Sumber: SumateraEkspress.id