Media Berkemajuan

21 Agustus 2024, 11:29

Negara-Negara Muslim Ramai-ramai Daftar Gabung BRICS. Bagaimana Indonesia?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Pimpinan kepala negara yang tergabung dalam BRICS usai melakukan pertemuan [Foto: republika.id]

Johannesburg, mu4.co.id – Beberapa negara-negara mayoritas Muslim di Timur Tengah disebut mendaftarkan diri sebagai anggota koalisi ekonomi BRICS (akronim dari Brazil, Russia, India, China, South Africa) yang merupakan 5 negara berkembang terdepan di dunia.

Bergabungnya sejumlah negara kaya di wilayah Teluk akan menambah daya kelompok yang digadang-gadang untuk menghadapi ekonomi Barat tersebut.

Menteri Luar Negeri Afrika Selatan (Afsel) Naledi Pandor mengatakan, delapan negara Arab telah secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan ke koalisi BRICS. Pandor menyebut, saat ini sudah terdapat 23 negara yang sudah resmi mendaftar untuk bergabung dengan BRICS.

Baca juga: Tinggalkan Dollar AS, China-India-Rusia Buat Mata Uang Baru

Pandor mengatakan, para pemimpin BRICS akan membahas tentang ekspansi koalisi tersebut ketika menggelar KTT di Johannesburg pada 22-24 Agustus 2023. Permohonan keanggotaan yang sudah resmi diajukan oleh sejumlah negara bakal turut didiskusikan.

“Afsel, sebagai ketua BRICS, akan mengadakan pembicaraan di KTT tentang model perluasan, prinsip, dan standarnya. Kami secara bertahap bergerak menuju konsensus tentang masalah perluasan BRICS, dan kami berharap dapat mencapainya di KTT,” kata Pandor, dikutip laman Middle East Monitor, Selasa (15/8/2023).

Pandor tak mengungkap nama delapan negara Arab yang diklaimnya sudah mengajukan permohonan resmi untuk menjadi anggota BRICS. Namun kabar tersiar bahwa delapan negara itu adalah Aljazair, Bahrain, Mesir, Kuwait, Maroko, Palestina, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA). Dari kedelapan negara tersebut, hanya Aljazair yang telah secara terbuka mengumumkan langkahnya mengajukan permohonan keanggotaan BRICS.

Selain delapan negara tersebut, negara lain yang sudah mengumumkan mengajukan permohonan keanggotaan ke BRICS adalah Bangladesh, Ethiopia, dan Belarusia. Setidaknya terdapat 30 negara yang dikabarkan berminat bergabung dengan BRICS. Indonesia termasuk di antara negara tersebut.

Baca juga: Inilah 10 Mata Uang Terlemah di Dunia Tahun 2023. Termasuk Rupiah?

Tentang kemungkinan Indonesia bergabung dengan BRICS, Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Teuku Faizasyah tak memberi jawaban pasti. “Akan disampaikan pada waktunya,” ujarnya pada 1 Agustus 2023 lalu ketika ditanya tentang kemungkinan Indonesia bergabung dengan BRICS. 

Jawaban Teuku mengisyaratkan bahwa sudah ada pembahasan tentang apakah Indonesia harus bergabung dengan BRICS. Namun Teuku menambahkan, informasi mengenai hal itu di luar kapasitasnya sebagai jubir Kemlu RI. “Artinya pihak yang berkompetensi yang bisa menjawab hal yang ditanyakan bukan saya. Di sisi lain, untuk bergabung di satu organisasi ada proses yang perlu dilalui,” ucapnya. 

Ketika ditanya siapa yang berkompetensi menjawab pertanyaan tentang kemungkinan Indonesia bergabung dengan BRICS, Teuku menyarankan untuk mencoba mengontak Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, pemerintah akan segera memutuskan soal kemungkinan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS. KTT BRICS akan digelar di Afrika Selatan pada 22-24 Agustus mendatang. Salah satu agenda yang akan dibahas mengenai ekspansi anggota BRICS. “Nanti diputuskan,” kata Presiden Jokowi menjawab pertanyaan awak media secara singkat di kawasan GBK, Senin (7/8/2023). (republika.id)

[post-views]
Selaras