Gaza, mu4.co.id – Warga Gaza tidak memercayai Mahmoud Abbas kembali memimpin di wilayah Gaza dan menolak Pemerintah Otoritas Palestina (Palestinian Authority/PA) meski nantinya Hamas kalah dalam pemilu selanjutnya.
Salah satu alasannya karena adanya perseteruan antara PA dan Hamas. Seorang warga bernama Kamal mengatakan PA tidak akan melindungi Gaza karena mereka berulang kali berpartisipasi dalam pengepungan dan menindas rakyat Gaza. Semua karena perselisihan dengan Hamas. Dan mereka tidak percaya PA akan adil di Gaza.
Baca juga: Direktur RS Indonesia di Gaza Minta Pemerintah RI Turun Tangan Atasi Perang
“Presiden selalu memberikan pidato tentang Gaza dan tanggung jawabnya terhadap hal itu. Tapi, tidak ada aksi dari apa yang dia ucapkan,” kata Kamal, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (9/11).
Hal yang sama diucapkan oleh Mohamed yang menggambarkan situasi di Tepi Barat di bawah kepemimpinan Abbas.
Mohamed membeberkan ada banyak penggerebekan di Tepi Barat sehingga ia tidak mau nasib yang sama dirasakan oleh Gaza.
“Mereka tidak mengubah apa pun di lapangan. Inilah alasan pemerintahannya tidak akan menguntungkan Gaza dengan cara apapun,” ujarnya.
Sementara warga lain yang bernama Somaia mengatakan yang seharusnya menjadi prioritas Palestina adalah mengenyahkan penjajahan di Palestina.
“Satu-satunya solusi atau langkah selanjutnya yang harus didiskusikan sekarang adalah memprioritaskan cara membongkar penjajahan dan kekuasaan militer selama bertahun-tahun di wilayah yang diduduki,” jelasnya.
“Itu akan membantu siapa pun yang memimpin Gaza dari faksi-faksi Palestina untuk melakukan yang terbaik bagi rakyatnya dan hanya untuk rakyat,” tegasnya.
Baca juga: Israel Tuding RS Indonesia di Palestina Sebagai Markas Hamas
Suara masyarakat ini dikeluarkan setelah presiden Palestina itu bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken di Ramallah, Tepi Barat, pada Ahad (5/11) lalu.
Diketahui dalam pertemuan itu, Abbas menuntut gencatan senjata di Gaza dan mengatakan PA bersedia untuk kembali memimpin Palestina.
Abbas juga mengatakan akan sepenuhnya bertanggung jawab dalam kerangka solusi politik yang komprehensif yang mencakup seluruh Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.
Sumber: CNN Indonesia