Palu, mu4.co.id – Masjid Raya Baitul Khairaat, yang terletak di Palu, Sulawesi Tengah berhasil memecahkan dua Rekor MURI masjid dengan kubah dan jam analog terbesar di Indonesia.
Diameter ukuran kubah utama masjid tersebut mencapai 90 meter, sementara jam dinding analog raksasa atau sangat besar yang menyala dengan daya listrik, yang berbunyi setiap masuk jam salat atau tarhim, dengan diameter 19,5 meter. Diketahui, makna filosofi pada diameter kubah utama dan menara dengan jam analog tersebut dari Surat At-Taubah yang berarti pengampunan.
Untuk diketahui, Masjid Raya Baitul Khairaat sendiri merupakan Masjid Agung Darussalam Palu yang mengalami kerusakan parah saat gempa bumi Palu tahun 2018 silam. Akibat kerusakan berat tersebut, masjid yang merupakan ikon kota Palu itu dibongkar total, kemudian dibangun kembali dan diberi nama Masjid Raya Baitul Khairaat.
Masjid itu pun dijadwalkan selesai pembangunannya pada tanggal 15 November 2025 mendatang dengan biaya pembangunannya senilai Rp 386 miliar dari APBD Provinsi Sulawesi Tengah yang dibangun dalam 2 tahun mulai November 2023 oleh Kontraktor Pelaksana PT PP (Persero) Tbk.
Baca juga: Kisah Ibu Hebat Yang Punya 12 Anak, 10 Diantaranya Jadi Dokter. Hingga Terima Rekor MURI!
Keunikan lain pada Masjid Raya Baitul Khairaat terletak pada desain ornamen yang unik yakni desain ornamen fasad bergambar daun kelor, yang menghiasi eksterior masjid di bawah kubah dome enamel yang berbentuk mutiara dengan diameter 90 meter.
Terdapat juga jendela sebanyak 99 buah yang melambangkan Asmaul Husna, serta dua menara masjid setinggi 66,66 meter, yang melambangkan jumlah ayat Al-Qur’an, yakni 6.666 ayat. Adapun tinggi bangunan utama mencapai 30 meter yang melambangkan jumlah juz Al-Quran yaitu 30 juz.
Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, melalui Andi Ruly Djanggola, mengatakan bahwa pembangunan masjid ini bukan untuk memecahkan Rekor Muri. Namun, pembangunan masjid ini mengikuti desain hasil sayembara.
“Pembangunan masjid ini tidak ditujukan untuk meraih rekor MURI, melainkan murni mengikuti desain hasil sayembara. Penilaian dari MURI muncul karena ukuran kubah dan menaranya yang ternyata terbesar di Indonesia,” ujarnya.
(ayobandung.com)












