Media Berkemajuan

22 April 2025, 23:23
Search

Malam Pertama I’tikaf di Masjid Al Jihad, Ustaz Riza Sampaikan Hal Yang Harus Diperhatikan di 10 Malam Terakhir Bulan Ramadan!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
I'tikaf Masjid Al Jihad
I'tikaf di Masjid Al Jihad Banjarmasin [Foto: mu4.co.id]

Banjarmasin, mu4.co.id – Masjid Al Jihad Banjarmasin melaksanakan I’tikaf selama sepuluh malam terakhir Ramadan, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, yang dimulai sejak malam ke-21 sampai malam ke-30 Ramadan 1446 H (21-30 Maret 2025).

Takmir Masjid Al Jihad pun menyediakan sajian makan sahur, tempat ibadah yang sejuk dan nyaman terbuka 24 jam serta sarana untuk tilawah Al-Qur’an, do’a, dzikir dan i’tikaf. Tak hanya itu, dalam i’tikaf tersebut, Masjid Al Jihad juga menyelenggarakan kajian i’tikaf yang dimulai pukul 02.00 hingga 02.30 Wita.

Dalam kajian i’tikaf malam pertama di sepuluh malam terakhir Ramadan, yang disampaikan Ustaz H Riza Rahman, Lc membahas mengenai amalan-amalam yang harus diperhatikan dalam 10 malam terakhir dari bulan Ramadan, yakni bagaimana meraih Lailatul Qadar (malam kemuliaan).

“Kita sudah berada di 10 malam terakhir dari bulan Ramadan, pada hari-hari terbaik pada bulan Ramadan, dan pada puncak bonus yang Allah berikan di bulan Ramadan. Perkara yang sangat maklum yang semua kita mengetahui bahwasanya 10 malan terakhir ada satu malam yang diincar oleh seluruh kaum muslimin yang dikenal dengan istilah Lailatul Qadar (malam kemuliaan),” ujarnya dalam tausyiah di malam pertama i’tikaf Masjid Al Jihad, Jumat (21/03/2025) dinihari.

Dirinya menjelaskan bahwa Lailatul Qadar merupakan satu malam di 10 malam terakhir dari bulan Ramadhan khususnya di malam-malam ganjilnya 21, 23, 25, 27, dan 29. Dimana ketika orang beribadah di malam tersebut, dinyatakan kebaikan baginya lebih baik dari 1.000 bulan, lebih dari 83 tahun.

“Kalau ia membaca Al-Qur’an di malam tersebut, maka sama ia membaca Al-Qur’an pada waktu yang lain lebih dari 1.000 bulan. Kebaikan apa pun yang terjadi di malam tersebut sama melakukan kebaikan yang sama di waktu yang lain lebih dari 1.000 bulan,” ia mencontohkan.

Lantas kapan mulainya Lailatul Qadar tersebut? Ustaz Riza menyampaikan bahwa Lailatul Qadhar dimulai sejak dikumandangkannya adzan magrib hingga masuknya adzan subuh. “Jadi Lailatul Qadhar tidak hanya mulai di sepertiga malam atau dari jam 2 subuh,” katanya.

Baca juga: Masjid Al Jihad Banjarmasin Kembali Adakan Kajian I’tikaf 10 Malam Terakhir Ramadan 1446 H. Berikut Ini Jadwalnya!

Berikut minimal hal-hal yang harus diperhatikan di 10 malam terakhir, Ustaz Riza menyampaikan diantaranya yaitu:

1. Perhatikan Perkara-perkara Wajib

Jangan pernah berfikir bahwasanya tarawih itu lebih mulia daripada shalat isya. “Kalau kita punya rasa dan semangat lebih pada shalat tarawih dibandingkan shalat isya maupun shalat magrib ketika itu kita terjebak. Tidak ada perkara yang paling Allah cintai dari semua apa pun yang dilakukan oleh seorang hamba, kecuali ia lebih dahulu memperhatikan perkara wajib,” jelasnya.

2. Perhatikan Sunnah Muakad (sunnah yang sangat diperintahkan)

Diantara sunnah muakad ialah shalat Tarawih secara berjamaah.

3. Pastikan Kita Adalah Orang Yang Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an minimal membaca 100 ayat yang waktunya dari adzan magrib sampai adzan subuh, berdasarkan hadis Nabi Saw: “Siapa pun yang membaca Al-Qur’an di dalam satu malam sebanyak 100 ayat, maka sungguh dikatakan ia telah melaksanakan ibadah semalam suntuk (HR. Imam Tarmidzi).

4. Berinfaq

Siapa pun yang punya kemampuan dan kelapangan rezeki, ia berinfak dan bersedekah di malam-malam tersebut berapa pun secara konsisten, maka catatan kebaikannya begitu besar.

5. Perbanyak Doa

“Kalau ada orang yang berdoa di malam-malam tersebut “Ya Allah ampuni hamba” maka sama terus ia berdoa dengan model doa yang sama lebih dari 83 tahun. Dan diantara doa yang terbaik di malam-malam tersebut yaitu:

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya: Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf yang pemurah. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku (maafkanlah kami).

Doa tersebut berdasarkan riwayat Imam At-Tirmidzi selengkapnya:

وَعَنْ عائشة رضي الله عنها: قالت: «قلت: يا رسولَ الله إِنْ وَافَقْتُ ليلةَ القَدْرِ ، ما أَدْعُو به؟ قال: قُولي: اللهم إنك عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُ الْعَفْوَ فاعْفُ عَنِّي» أخرجه الترمذي

Artinya: Dari sayyidah Aisyah RA, ia bercerita, ia pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, jika aku kedapatan menjumpai Lailatul Qadar, bagaimana doa yang harus kubaca?” Rasulullah SAW menjawab, “Bacalah, ‘Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī'” (HR At-Tirmidzi).

“Poinnya adalah 10 malam terakhir ini dijaga, kita hanya dituntut cukup bertahan dan bersemangat di 10 malam terakhir, dan kita hanya dituntut untuk kesempurnaan malam-malam tersebut,” tutup Ustaz Riza.

[post-views]
Selaras