Makassar, mu4.co.id – Tim penelitian kerja sama antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Griffith University dan Southern Cross University berhasil menemukan lukisan tertua di dunia yang terletak di gua kapur di Leang Karampuang, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Menurut Ahli seni cadas Indonesia dari BRIN, sekaligus ketua tim penelitian tersebut, Adhi Agus Oktaviana, lukisan cadas yang menggambarkan tiga figur menyerupai manusia sedang berinteraksi dengan seekor babi hutan tersebut diperkirakan setidaknya berusia 51 ribu tahun yang lalu, yang memiliki implikasi penting terkait pemahaman mengenai asal-usul seni paling awal.
Untuk diketahui, dalam menentukan umur lukisan gua tersebut, tim penelitian mengaplikasikan metode analisis mutakhir melalui ablasi laser U-series (LA-U-series) untuk mendapatkan pertanggalan akurat pada lapisan tipis kalsium karbonat yang terbentuk di atas seni hias tersebut.
Hasil analisisnya pun menunjukkan bahwa seni hias di bawah lapisan tersebut memiliki pertanggalan paling awal sekitar 51.200 tahun yang lalu. Sehingga hal tersebut membuatnya sebagai gambar hias gua tertua di dunia sekaligus narasi seni paling awal yang pernah ditemukan dan diteliti hingga saat ini.
Baca juga: Tim Arkeolog Berlin Temukan Benteng Tertua di Dunia!
“Hasil yang kami peroleh ini sangat mengejutkan karena belum ada karya seni dari zaman Es Eropa yang terkenal yang umurnya mendekati umur lukisan gua Sulawesi ini, walau ada pengecualian pada beberapa temuan kontroversial di Spanyol,” kata Oktaviana yang saat ini sedang menjalani program doktoral (PhD) di Griffith Centre for Social and Cultural Research (GCSCR), dikutip dari detik.com, Jumat (05/06/2024).
Penemuan ini merupakan seni cadas pertama di Indonesia yang umurnya melampaui 50.000 tahun,” sambungnya.
Penemuan oleh Oktaviana dan tim Griffith University itupun mengindikasikan bahwa lukisan gua yang bersifat naratif merupakan bagian penting dalam budaya seni manusia awal Indonesia pada masa itu.
“Pada dasarnya manusia sudah memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dalam bentuk cerita sejak lebih dari 51.200 tahun, namun karena kata-kata tidak bisa menjadi fosil batu maka yang tertinggal hanyalah penggambaran dalam bentuk seni. Temuan di Sulawesi ini adalah bukti tertua yang bisa diketahui dari sudut pandang arkeologi,” jelas Oktaviana.
(detik.com)