Jakarta, mu4.co.id – Lazismu memilih kemasan ramah lingkungan untuk program Qurbanmu, karena setelah penyembelihan, daging segar dikemas dalam wadah yang ramah lingkungan sebelum didistribusikan kepada penerima manfaat.
Pilihan ini adalah bagian dari upaya Lazismu untuk mengurangi limbah plastik pada hari raya besar Islam saat membungkus daging kurban.
Kemasan yang digunakan dapat mengurangi pembusukan yang sering terjadi pada plastik akibat mikroorganisme, yang jika dibuang, dapat menimbulkan bau tidak sedap.
Mochammad Sholeh Farabi, Ketua Panitia Kurban Lazismu Pusat, menyatakan bahwa ada berbagai alasan mengapa kemasan ramah lingkungan menjadi pilihan Lazismu untuk distribusi daging segar dari tanggal 17 hingga 20 Juni 2024.
“Salah satu alasannya di samping untuk mengedukasi masyarakat, Lazismu yang memiliki program lingkungan sebagai lembaga amil zakat nasional perlu mempraktikkannya dan momentum Idul Adha dengan pelaksanaan kurban waktu yang tepat,” pungkasnya.
Baca juga: Masjid Al Jihad Banjarmasin Sembelih 87 Ekor Hewan Kurban dan Bagikan 12.500 Kupon Daging
Di Jabodetabek, Lazismu menggunakan kemasan bambu (besek) untuk distribusi daging kurban, menurut Farabi. Semua panitia kurban yang bekerja sama dengan Lazismu diwajibkan menggunakan besek.
“Sampai tiga hari terakhir setelah puncak Idul Adha, Alhamdulillah masyarakat menyambut positif langkah Lazismu dalam menggunakan kemasan ramah lingkungan untuk wadah daging segar,” sebut Farabi. Di Lazismu wilayah pun sebetulnya sudah dilakukan sejak 2020 seperti di Mojekerto dan daerah lainnya.
Selain besek, Lazismu juga bekerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menggunakan bahan alami sebagai wadah daging segar dalam program mereka.
Di Kalimantan Barat, kearifan lokal memberikan inspirasi penggunaan daun Simpur dan pelepah Pinang kering. Suhartini, amil Lazismu dari Kalimantan Barat, menyebutkan bahwa sumber daya alam yang tersedia sangat mendukung kemasan daging kurban.
Sementara itu, di Bajo Barat, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, menurut Upik Rakhmawati selaku penanggung jawab program kemitraan BPKH, pembungkus daging segarnya menggunakan pelepah pisang. Selain mudah didapat, pelepah pisang menampilkan keunikan tersendiri sehingga kesegarannya terjaga.
Selain menyuguhkan kemasan ramah lingkungan yang alami, Lazismu Wilayah Bali mengabarkan dalam mengemas daging segar menggunakan ampas tebu.
Baca juga: Agar Kualitas Daging Kurban Terjaga Meskipun Disimpan Lama. Lakukan Hal Ini!
Menurut Edo selaku amil di Pulau Seribu Pura, ampas tebu tersebut sudah dibentuk layaknya Styrofoam.
“Tapi ini bukan Styrofoam, melainkan kemasan kedap air yang mudah terurai jika sudah menjadi limbah,” imbuhnya.
Kendati digunakan dalam sehari untuk mengemas daging segar, kemasan ramah lingkungan tergolong efisien dan ekonomis. Di tahun mendatang, kata Farabi, Lazismu yang telah menggunakan kemasan ramah lingkungan selama ini, harus tetap mempertahankannya.
Siapa tahu dari Lazismu wilayah yang lain, kata dia, menemukan inovasi bahan kemasan ramah lingkungan lagi dari kearifan lokal masing-masing dalam mengemas daging segar dalam program Qurbanmu Bahagiakan Sesama.
Tidak hanya itu, mitra Lazismu, Corporate Secretary BCA Syariah, Nadia Amalia Sekarsari menyampaikan bahwa BCA Syariah berupaya mengedukasi dan menularkan semangat mendukung pembangunan berkelanjutan kepada warga di antaranya dengan menggunakan kemasan yang ramah lingkungan.
“Selain itu, kemasan ini juga lebih baik untuk kesehatan dibandingkan menggunakan plastik,” tandasnya.