Jakarta, mu4.co.id – Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) mengeluarkan permohonan tentang penyiaran Adzan Magrib dan Misa bersama Paus Fransiskus.
Surat yang ditanda tangani Dirjen Wayan Toni Supriyanto ditujukan kepada para direktur utama Lembaga Penyiaran dan Ketua Asosiasi yang berisi tiga poin.
Toni menyatakan bahwa Misa yang dipimpin Paus Fransiskus di Stadion GBK, Jakarta, pada 5 September 2024 pukul 17.00-19.00 WIB akan disiarkan langsung di seluruh TV nasional tanpa putus.
Selama penyiaran berlangsung, biasanya sekitar pukul 17.52 WIB, stasiun TV nasional akan menayangkan Adzan Magrib untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Namun, saat Misa berlangsung, Toni mengimbau agar tayangan Adzan Magrib tidak ditayangkan dan digantikan dengan running text.
Baca Juga: Paus Fransiskus Akan Lakukan Kunjungan Ke Indonesia, Kapan?
“sehubungan dengan hal tersebut, mohon kiranya penyiaran Adzan Magrib dapat dilakukan dengan running text,” demikian isi surat tersebut, dikutip pada Rabu (4/8).
Salinan surat tersebut dikirimkan kepada 38 direktur utama Lembaga Penyiaran, ketua Asosiasi dan Persatuan Lembaga Penyiaran, serta Menteri Komunikasi dan Informatika. Surat ini juga telah menyebar luas melalui WhatsApp.
Kemenag turut surati penyiaran Adzan Magrib
Tak hanya Kominfo, Kementerian Agama juga meminta stasiun televisi nasional untuk menggantikan penayangan Adzan Magrib dengan running text saat Misa Agung.
Hal itu berdasarkan surat Direktur Jenderal Bimbingan Islam dan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, serta Kementerian Agama Nomor: B86/DJ.V/BA.03/09/2024 per 1 September 2024 perihal Permohonan Penyiaran Azan Magrib dan Misa bersama Paus Fransiskus.
Kemenag juga menyarankan agar Misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus pada pukul 17.00-19.00 WIB disiarkan secara langsung tanpa terputus.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Ukhuwah dan Dakwah, Cholil Nafis, tidak keberatan dengan surat edaran tersebut. Cholil menyatakan bahwa keputusan itu diambil sebagai bentuk penghormatan terhadap umat Katolik yang sedang menyaksikan misa di televisi.
“Tdk apalah, setuju Adzan di TV diganti dg Runing text demi menghormati saudara2 kita umat Katolik yg sdg Misa. Itu pun adzan elektronik bukan adzan suara di masjid,” tulis Cholil dalam akun X-nya.
“Krn adzan yg sebenarnya di masjid2 tetap berkumandang sbg pananda masuk waktu dan ajakan shalat yg sesungguhnya” tutupnya.
(Jakarta Satu, iNews, akun X Cholil Nafis)