Media Berkemajuan

4 Desember 2024, 01:16

Kedatangan Didik Suhardi, Ph.D, Berikan Arahan “Menuju Indonesia Emas 2045” Kepada Peserta Musycab Muhammadiyah Banjarmasin 4

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Didik Suhardi, Ph.D ketika menyampaikan sambutan. [Foto: mu4.co.id]

Banjarmasin, mu4.co.id – Dalam setiap Musyawarah pasti yang diharapkan menghasilkan suatu keputusan yang terbaik yang harapannya akan membawa organisasi ke arah yang lebih sukses, tak terkecuali Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) banjarmasin 4.

Didik Suhardi mengatakan, “Selamat kepada PCM Muhammadiyah Banjarmasin 4 yang telah sukses membawa Muhammadiyah dan Aisyiyah mempunyai AUM yang luar biasa, tentu ini tidak mudah, pengalaman untuk mempertahankan itu yang lebih sulit daripada memulai.” Sabtu (14/10/2023).

“Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya berharap semoga nanti bisa terpilih Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang memang betul-betul punya komitmen yang tinggi untuk membesarkan Muhammadiyah khususnya di cabang Banjarmasin 4 maupun seluruh Banjarmasin.

Dan akan banyak lagi AUM-AUM yang hebat, dan sukses dan akan bisa menjadi contoh dari cabang-cabang lain di seluruh Indonesia. ” tambahnya.

Baca juga: Musyawarah Cabang Muhammadiyah Banjarmasin 4 Resmi Dibuka

Disamping sebagai Deputi, sejak Februari 2023 Didik Suhardi diamanahi sebagai Ketua Majelis Dikdasmen dan Non Formal PP Muhammadiyah, yang memiliki tugas semakin luas. Harapannya pendidikan non-formal di Banjarmasin bisa berkembang pesat, dengan menggunakan sarana yang sudah ada, serta kursus-kursus yang sesuai dengan kondisi kebutuhan di lapangan.

Seperti yang di ketahui Indonesia memiliki Bonus Demografi, karena sebagian besar penduduk Indonesia memiliki usia produktif yaitu diantara umur 17-65 tahun, dan tercatat ada 170 juta jumlah anak muda di usia emas. Jadi cita-cia Indonesia emas ini bukan sesuatu yang berlebihan karena dengan hal ini sangat mempunyai potensi yang besar untuk merelelisasikan hal tersebut.

Indonesia emas sendiri ditandai dengan adanya peningkatan kesejahteraan, masyarakat adil makmur, sejahtera dan berkemajuan. Namun, cita-cita tersebut tentu tidak mungkin begitu saja diwujudkan, banyak tantangan yang harus dihadapi sehingga perlu untuk dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

Apalagi Muhammadiyah sebagai salah satu lembaga masyarakat yang sudah tumbuh sejak 1911 M, tentu mempunyai pengalaman yang panjang dan mempunyai potensi untuk memberikan kontribusi yang besar untuk Indonesia.

Jumlah siswa yang bersekolah di Muhammadiyah di seluruh Indonesia mencapai 1,1 juta, dan jika dibandingkan dengan siswa di seluruh Indonesia sebesar 2%. Kalau ini bisa digarap dengan baik, dengan pendidikan holistik dan Integratif, tentu sangat mungkin bahwa generasi kita nanti akan menjadi orang-orang yang hebat yang akan menjadi kontributor besar pembangunan di Indonesia.

Pendidikan holistik dan Integratif sendiri merupakan pendidikan yang mengembangkan seluruh potensi siswa secara harmonis, meliputi potensi anak-anak, mulai dari olah pikir, olah hati, olah rasa dan olah raga.

Sejak zaman K.H. A. Dahlan sendiri Pendidikan holistik dan Integratif ini sudah dipersiapkan sedemikian rupa dengan perangkat-perangkat seperti: IPM, Hizbul Wathan,Tapak Suci, dan lain-lain. Sehingga pendidikan holistik ini bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Oleh karena itu, ini perlu komitmen yang luar biasa dari para pengelola AUM mulai dari PAUD sampai pendidikan Tinggi perlu untuk diupayakan. Dan untuk mencapai Indonesia emas pemerintah mempunyai program yang bernama siklus pembangunan manusia dan kebudayaan. Yang prinsipnya memiliki 6 siklus, yaitu:

Baca juga: Ketua Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah Akan Hadir di Musycab Banjarmasin 4

  1. Siklus Usia Prenatal (3 tahun) yaitu dari 9 bulan 10 hari usia kehamilan, dan 2 tahun usia menyusui. Ini adalah usia emas yang harus diperhatikan agar anak-anak terbebas dari stunting (kondisi pertumbuhan intelektual anak tidak normal).
  2. Siklus Usia PAUD (Golden Age) usia emas. Disinilah siklus yang harus perlu dimulai penanaman karakter yang luar biasa. Karena anak-anak usia PAUD itu adalah anak-anak usia meniru. Ada 4 karakter yang harus diberikan kepada anak-anak, diantara nya yaitu: performan karakter, relasional karakter, moral karakter, dan spiritual karakter.
  3. Siklus Usia Pendidikan Dasar Menengah. Disini yang mulai banyak tantangan, seperti bullying dll. Disinilah kita harus berupaya untuk memberikan contoh dengan proses pendidikan yang bagus, dengan penyaluran bakat yang sesuai dengan hobinya, dengan begitu Insyaallah bullying dan kekerasan akan bisa diminimalisir dan bahkan dapat dihilangkan.

Selain itu juga dengan adanya bahaya narkoba dan pergaulan bebas ini merupakan tantangan negatif yang harus di lalui, agar Indonesia emas atau generasi yang produktifitasnya tinggi bisa dilalui dan dipersiapkan dengan baik.

  1. Siklus Usia Menengah. Ini juga menjadi tantangan yang luar biasa, sama seperti pada tantangan pada siklus usia 3 (siklus usia pendidikan menengah) tantangan narkoba, pergaulan bebas, tawuran masih ada. Harusnya kita bisa mengantisipasi hal-haal tersebut.

Contoh ketika anak-anak libur dicarikan kegiatan-kegiatan yang positif seperti pesantren kilat, studi banding ke sekolah yang bagus, atau belajar tahfiz, dan lain sebagainya, agar bisa meminimalisir waktu yang longgar itu bisa dimanfaatkan untuk kegiatan yang positif. Disini lah pentingnya siklus pembangunan manusia ini, sehingga harapannya anak-anak kedepannya bisa kita siapkan dengan sebaik-baiknya.

  1. Siklus Usia Perguruan Tinggi (Siklus dengan Usia produktif), jika dari siklus pertama sampai ke empat sudah dipersiapkan dengan baik, pendidikannya baik, kesehatannya baik, kemampuan komunikasinya baik, karakternya bagus, dan akademiknya bagus, Insyaallah nanti produktivitas nya akan tinggi.
  2. Siklus Usia Lansia

Jika pada siklus ke 5 (siklus usia perguruan tinggi) tingkat produktivitas nya tinggi terdapat 3 keuntungan yaitu:

  1. Mereka akan bekerja di tempat-tempat yang bagus, dan otomatis nanti juga akan memiliki pendapatan yang bagus.
  2. Memiliki kemampuan untuk menyekolahkan generasi berikutnya untuk memiliki pendidikan yang lebih baik lagi.
  3. Pada siklus ke 6 (siklus usia lansia). Nantinya orang-orang tua mereka akan bisa dipelihara dengan baik dan tidak akan terlantar.
[post-views]
Selaras