California, mu4.co.id – Total kerugian akibat kebakaran besar di Los Angeles, California, diperkirakan mencapai Rp1.000 triliun, hampir tiga kali lipat dari bantuan militer AS untuk Israel sebesar Rp356,8 triliun.
Ken Clark dari AccuWeather menjelaskan bahwa kekeringan dan angin kencang di awal tahun menjadi penyebab utama maraknya kebakaran hutan di wilayah selatan California.
“Perkiraan awal AccuWeather mengenai total kerusakan dan kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan dahsyat di California Selatan sekitar 52 miliar dolar AS hingga 57 miliar dolar AS (sekitar Rp843 triliun hingga Rp923 triliun,” ungkap Clark dalam laman AccuWeather, dilansir dari Republika, Senin (13/1).
Menurut Kepala Meteorologi AccuWeather, Jonathan Porter menyebut bahwa kebakaran hutan di California yang melanda Santa Monica hingga Malibu disebut sebagai salah satu yang terburuk dalam sejarah.
Baca Juga: Kebakaran Besar Landa Los Angeles, Ini Perkiraan Kerugiannya!
Kebakaran ini merusak kawasan real estat mewah dengan rumah rata-rata bernilai Rp32 miliar, serta mengancam sektor pariwisata dan kesehatan.
Porter menegaskan dampak kebakaran masih terus berkembang karena api belum sepenuhnya terkendali dan laporan kerusakan belum lengkap.
Porter menyebut pemulihan dari kebakaran akan panjang dan menantang, membutuhkan kerja sama masyarakat dan dukungan pihak berwenang. Banyak penduduk Pacific Palisades tidak memiliki asuransi properti karena perusahaan asuransi sudah tidak lagi melindungi real estat berisiko tinggi di area mahal tersebut.
Bantuan AS terhadap Militer Israel
Hingga 1 Januari 2025, AS telah menghabiskan Rp356,8 triliun untuk mendukung operasi militer Israel di Gaza, Lebanon, dan Suriah sejak Oktober 2023. AS memasok 78% senjata Israel pada akhir 2023, meningkat dari 69% periode 2019–2023.
Desember 2023 hingga Agustus 2024, pengiriman senjata meningkat dari 10 ribu ton senilai Rp38,9 triliun menjadi 50 ribu ton melalui ratusan pesawat dan kapal.
Baca Juga: Lebih Dari 85.000 Ton Bom Telah Dijatuhkan Israel di Gaza, Melebihi Perang Dunia II
Sejak 1946, AS telah memberikan lebih dari Rp5 kuadriliun bantuan militer dan ekonomi kepada Israel, menurut Dewan Hubungan Luar Negeri. Perjanjian 2016 senilai Rp616,2 triliun dengan alokasi Rp61,6 triliun per tahun masih berlaku.
Pada 2024, paket darurat menambahkan miliaran dolar, termasuk Rp228,6 triliun pada Februari dan senjata senilai Rp40,5 triliun pada Maret.
Penggunaan senjata di area sipil menuai kritik karena pengawasan Kongres terbatas. Hingga 2024, AS menyetujui lebih dari 100 penjualan senjata ke Israel, terutama untuk sistem rudal dan pengisian stok, meskipun ada pengawasan ketat atas dampaknya pada warga sipil di Gaza.
(Republika)