Jepang, mu4.co.id – Jepang menemukan tambang harta karun dengan cadangan mineral langka sebanyak 230.000.000 Ton, yang berasal dari survei oleh Yayasan Nippon bekerja sama dengan Universitas Tokyo, yang mengidentifikasi cadangan besar kobalt dan nikel di dasar laut sekitar Pulau Minami-Tori-shima.
Cadangan mineral tersebut diperkirakan akan memberi keuntungan besar dengan nilai mencapai miliaran dolar di masa depan. Yang mana diketahui, Kobalt dan nikel tersebut merupakan bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik (EV), yang sedang meningkat permintaannya seiring berkembangnya industri mobil ramah lingkungan.
Dan dengan penemuan tersebut, Jepang pun kini memiliki cukup cadangan untuk memenuhi kebutuhan domestik selama 11 tahun, yang bisa mengurangi ketergantungan mereka pada negara lain dalam memenuhi permintaan pasar.
Baca juga: Penemuan Ladang Emas di Makkah, Bakal Jadi Pusat Penemuan Emas Dunia!
Dilansir dari kontan.co.id, Ahad (17/11/2024), survei tersebut dilakukan dengan menjelajahi dasar laut, pada April hingga Juni lalu yang berhasil mengungkap 610.000 metrik ton kobalt serta 740.000 metrik ton nikel di 100 titik dasar laut dengan menggunakan menggunakan teknologi terkini yakni kendaraan bawah laut yang dioperasikan dari jarak jauh.
Kendaraan tersebut mencapai kedalaman 5.200 hingga 5.700 meter untuk mengonfirmasi lapisan nodule mangan padat yang terletak sekitar 1.200 mil dari Tokyo, yang diyakini terbentuk selama jutaan tahun melalui proses akumulasi logam di laut yang melekat pada tulang ikan dan akhirnya melekat di dasar laut.
Profesor geologi sumber daya di Universitas Tokyo, Yasuhiro Kato pun menyatakan bahwa timnya akan berencana menambang hingga 3 juta ton nodul per tahun mulai 2025. Dan untuk mengurangi dampak lingkungan laut, tim akan menggunakan kapal penambangan luar negeri yang mampu mengangkat ribuan ton nodul setiap hari.
Jepang pun berharap dengan adanya temuan tersebut dapat membantu pertumbuhan ekonominya dengan mendukung rantai pasokan domestik, dari penambangan hingga produksi, untuk mendukung industri EV secara mandiri.