Media Berkemajuan

23 Desember 2024, 01:16

Jenderal Mesir Sebut Pembangunan Pelabuhan di Gaza Adalah Intrik Kotor Permusuhan AS!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Open Arms, kapal penyelamat milik LSM Spanyol, berangkat membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza dari Larnaca, Siprus [Foto: Reuters]

Mesir, mu4.co.id – Mayor Jenderal Mesir, Mohamed Abdel Wahed memberikan analisisnya mengenai pembangunan pelabuhan dadakan di lepas pantai Gaza. Menurutnya proyek tersebut bak topeng dengan niat terselubung dari para pemrakarsanya.

“Proyek koridor laut dari Siprus ke Gaza dan pendirian pelabuhan, di permukaan (sampulnya), adalah bantuan kemanusiaan, namun di dalamnya adalah (intrik kotor) permusuhan,” ujarnya dilansir dari tribunnews.com, Sabtu (16/03/2024).

Diketahui proyek kemanusiaan pembangunan pelabuhan Gaza tersebut diprakarsai oleh Amerika Serikat (AS), yang didalilkan untuk percepatan penyaluran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Bahkan AS dilaporkan telah mengirimkan sejumlah besar tentaranya untuk memulai pembangunan pelabuhan dadakan di Gaza tersebut.

Baca juga: Sejumlah Negara Sepakat Buka Pelabuhan Ashdod, Salurkan Bantuan Gaza!

Wahed meragukan dalil yang digaungkan oleh AS bahwa pembangunan pelabuhan tersebut bertujuan untuk percepatan penyaluran bantuan, mengingat AS punya catatan menyetop dana kemanusiaan bagi lembaga-lembaga PBB yang menangani masalah Palestina, seperti UNWRA yang mereka tuding ikut membantu Hamas melawan Israel.

“Ada skeptisisme yang besar terhadap proyek ini dan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas hal ini, apakah Amerika Serikat atau Israel, dan posisi mereka sangat jelas,” paparnya.

“AS telah berhenti menyetujui proyek apa pun di Dewan Keamanan mengenai gencatan senjata di Gaza. Saya membayangkan sulitnya membicarakan bantuan kepada rakyat Palestina. Oleh karena itu ada banyak tanda tanya mengenai posisi Amerika,” tambah Wahed.

“Kami tahu betul bahwa proyek ini diusulkan pada tahun 2014 dan Israel menolak memberikan bantuan ke Gaza. Ada juga hubungan strategis yang kuat dengan Siprus, baik di tingkat keamanan atau ekonomi, dan oleh karena itu sekarang Dewan Menteri Palestina telah menolak proyek ini, menekankan bahwa bantuan yang masuk akan dikirimkan melalui perlintasan resmi yang ditentukan,” lanjutnya.

Selain itu, Mayor Jenderal Abdel Wahed juga mengaitkan pembangunan pelabuhan Gaza itu dengan rencana invasi darat Israel ke Rafah, yang disinyalir bahwa pembangunan pelabuhan itu sebagai bagian dari beberapa syarat AS ke Israel jika invasi darat ke Rafah terjadi, tersedianya bantuan dan relokasi pengungsi ke wilayah aman.

[post-views]
Selaras