Jakarta, mu4.co.id – Negara-negara di ASEAN siap menyambut era kendaraan listrik, temasuk Indonesa dan Thailand.
Indonesia sudah menyatakan siap untuk memasuki era kendaraan listrik. Komitmen tersebut diperkuat dengan diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan, pada 12 Agustus 2019.
Perpres No 55 Tahun 2019 menjadi aturan awal yang disebut sebagai payung hukum kendaraan listrik Indonesia.
Thailand juga mengatakan industrinya sudah siap untuk memasuki era tersebut. Negeri Gajah Putih ini dikenal dengan pertumbuhan kendaraan listrik cukup pesat. Ekosistem kendaraan listrik di negara tersebut perlahan mulai terbentuk.
Thailand kini masuk ke dalam 10 negara teratas dengan pasar mobil listrik terbesar, menurut data Bloomberg. Tahun lalu, Thailand menduduki peringkat 10 dengan persentase pasar kendaraan listrik 2,4%. Angka yang lebih tinggi dibandingkan negara lain seperti Australia, Jepang, India, dan tentunya Indonesia.
Perusahaan modal ventura, East Venture, menilai bahwa Indonesia dan Thailand adalah dua negara di Asia Tenggara yang paling siap menuju era kendaraan bermotor listrik (electric vehicle/EV).
Hal tersebut sesuai dengan ketersedian teknologi, ketersediaan regulasi insentif dan stimulus perpajakan, hingga kesiapan fasilitas pendukung berupa stasiun pengisian kendaraan listrik di masing-masing negara yang tengah diakselerasi.
Namun kondisi itu hanya bisa terjadi jika Indonesia dan Thailand berkerja sama. Di mana Tanah Air mampu menyediakan bahan baku seperti baterai, sementara Thailand fokus pada produksi produknya.
“Jadi Indonesia bisa lebih fokus pada produk baterai dan kemudian mereka bisa terhubung ke Thailand untuk memproduksi kendaraan listriknya. Sebab Thailand memiliki pasar (produksi kendaraan) yang lebih besar,” kata Operating Partner East Venture, David Fernando Audy, Sabtu (2/9/2023).
Kerjasama Indonesia dan Thailand dalam pengembangan kendaraan listrik di Asia Tenggara dapat memenuhi ceruk pasar di Asia Tenggara. Peluang monetisasi itu terlihat dari porsi penggunaan mobil listrik yang baru menyentuh 3% dari seluruh populasi mobil di Asia Tenggara. “Jika kita berkolaborasi maka kita dapat menjadi pusat pertumbuhan kendaraan listrik global. ” ujar Audy.
Sumber: kompas.com, cnnnidonesia.com, kemenperin.go.id