Media Berkemajuan

21 Januari 2025, 17:50
Search

Hebat! Mahasiswa ITS Ciptakan Alat Pendeteksi Gula Darah Tanpa Ambil Darah

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Insgluni alat pendeteksi kadar gula darah
Insgluni, alat pendeteksi kadar gula darah non-invasif karya tim mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi ITS [Foto: its.ac.id]

Jakarta, mu4.co.id – Tim mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi, Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil mengembangkan alat deteksi gula non-invasif “Instrument Glucose Non-Invasive (Insgluni),” yang bekerja tanpa proses pengambilan darah.

Mereka yang tergabung dalam tim tersebut diantaranya yaitu Yeti Mirasani, Muhammad Zidane Abri, Rafly Zaka Rulloh, Rahadiyan Rachmadi, dan Yus Putri Arum Seger ini berhasil membawa Insgluni pada tingkat 7 dalam Tingkatan Kesiapan Teknologi (TKT).

Penggagas Insgluni yang juga selaku ketua tim, Rafly Zaka Rulloh menjelaskan bahwa alat tersebut dibuat berawal dari kekhawatiran terhadap proses pemeriksaan gula darah yang invasif. Menurutnya, proses pemeriksaan gula darah secara konvensional menggunakan jarum suntik menimbulkan rasa sakit dan membawa risiko infeksi, serta turut menyumbang limbah medis berupa jarum suntik dan strip uji.

Dengan adanya alat tersebut dinilai lebih aman, nyaman, dan ramah lingkungan. Bahkan tidak hanya bermanfaat bagi penderita diabetes, tetapi juga membantu pemeriksaan dini pada individu yang peduli akan kesehatan.

“Insgluni juga dapat digunakan pada instansi kesehatan seperti rumah sakit, klinik, dan puskesmas,” imbuhnya, dikutip dari laman resmi ITS, Kamis (07/01/2025).

Baca juga: Mahasiswa UM Surabaya Ciptakan Aplikasi Ajar Matematika, Bantu Anak Tunagrahita Lebih Mudah Belajar

Lebih lanjut, alat portabel berbentuk kubus ini memanfaatkan cahaya nir inframerah sebagai pemantik pendeteksi gula darah. Rafly menjabarkan, cahaya nir inframerah yang ditembakkan akan mengenai jari pada tempat pengujian yang telah disediakan. Bila cahaya yang berhasil melewati jari kemudian akan ditangkap oleh sensor optik photodioda dengan panjang gelombang 940 nanometer.

Selanjutnya, sistem yang telah dibor akan menyaring, mengolah, dan mengubah cahaya kebisingan menjadi suatu nilai dengan satuan gula darah miligram per desiliter. Melalui tahap uji coba yang panjang, Insgluni terbukti mempunyai tingkat akurasi deteksi kadar gula darah mencapai 87%.

“Nilai ini jauh lebih besar dibandingkan alat serupa yang beredar di pasaran,” ucap Rafly.

Alat yang diciptakan Rafly dan kawan-kawannya itupun turut dilengkapi aplikasi berbasis android yang bisa dihubungkan dengan jaringan wifi. Aplikasi tersebut akan menerima dan menampung rekaman data pengujian kadar gula darah dan memberikan informasi kesehatan pengguna, sehingga pengguna dapat memantau dan mengontrol kadar gula darah dengan rutin.

Di samping itu, berkat inovasinya tersebut, Rafly dan tim berhasil menyabet juara pertama kategori Program Kreativitas Mahasiswa Karya Inovatif (PKM-KI) subkategori Presentasi pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2024.

Tim Insgluni ketika menerima medali emas pada kategori PKM-KI subkategori Presentasi pada ajang Pimnas 2024 [Foto: its.ac.id]

Mahasiswa kelahiran 2002 itupun mengungkapkan kedepannya ingin mengembangkan Insgluni lebih lanjut dan mendapatkan izin komersialisasi. Ia berharap manfaat Insgluni dapat dirasakan oleh masyarakat luas.

“Dengan keamanan, kemudahan, dan kenyamanan yang dibawa, Insgluni dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,” pungkasnya.

[post-views]
Selaras