Media Berkemajuan

23 April 2025, 00:15
Search

Hasil Referendum, 60 Persen Warga Australia Memilih “Tidak”

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Referendum Australia. [Foto: dnyuz.com]

Australia, mu4.co.id – Lebih dari 60% warga Australia memilih “Tidak” dan dengan tegas menolak proposal untuk mengakui masyarakat adat dalam konstitusinya pada referendum penting, Sabtu (14/10). 

Melihat hasil keputusan ini, pada Ahad (15/10) para pemimpin masyarakat adat Australia menyerukan keheningan dan refleksi. Hasil referendum ini merupakan kemunduran besar terhadap upaya rekonsiliasi negara tersebut dengan penduduk asli, serta merusak citra Australia di mata dunia terkait cara mereka memperlakukan penduduk aslinya.

Dilansir dari Okezone TV, lembaga penyiaran Australia ABC dan jaringan TV lainnya memprediksi bahwa mayoritas pemilih di enam negara bagian Australia akan memilih menentang perubahan konstitusi yang telah berusia 122 tahun tersebut.

Baca juga: 25 Negara Terancam Bangkrut, Negara Ghana Salah Satunya, Simak Selengkapnya!

Agar referendum berhasil maka setidaknya memerlukan empat dari enam suara yang mendukung, serta mayoritas nasional.

Perdana Menteri Anthony Albanese mengakui bahwa ini bukanlah hasil yang diharapkannya namun mengatakan negaranya harus mencari cara baru untuk melakukan rekonsiliasi.

“Jalan negara kita menuju rekonsiliasi seringkali sulit,” kata Albanese dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, sebagaimana dilansir Reuters.

Hingga saat ini, Australia belum secara formal mengakui atau mencapai perjanjian dengan penduduk aslinya.  

Penduduk Aborigin dan Pulau Selat Torres merupakan 3,8% dari 26 juta penduduk Australia dan telah mendiami negara tersebut sekitar 60.000 tahun lamanya. Namun penduduk asli ini tidak disebutkan dalam konstitusi dan berdasarkan sebagian besar ukuran sosial-ekonomi, mereka adalah kelompok masyarakat yang paling dirugikan di negara ini.

Para pemimpin merilis pernyataan di platform media sosial yang berbunyi, “Ini adalah sebuah ironi yang pahit. Bahwa orang-orang yang baru berada di benua ini selama 235 tahun menolak untuk mengakui mereka yang telah tinggal di benua ini selama 60.000 tahun atau lebih adalah hal yang tidak masuk akal.”

Para pemimpin akan mengambil tindakan dengan menurunkan bendera Aborigin dan Pulau Selat Torres menjadi setengah tiang selama seminggu dan mendesak negara lain untuk melakukan hal yang sama.

Baca juga: Berikut Ini Tujuh Pernyataan Sikap Muhammadiyah Atas Pecahnya Perang Israel-Palestina

Pemimpin Masyarakat Adat Australia dan mantan pemain rugby nasional Lloyd Walker mengatakan jalan menuju rekonsiliasi tampaknya sulit saat ini, namun masyarakat harus terus berjuang.

“Kami dapat mengatakan bahwa hal tersebut tidak mendapat dukungan suara, namun masih ada 40% orang yang menginginkannya. Bertahun-tahun yang lalu kami tidak akan mendapatkan persentase tersebut secara pasti,” kata Walker.

Jade Ritchie, seorang juru kampanye “Ya” mengatakan setelah hasil pemilu pada Sabtu malam bahwa seluruh bangsa harus berduka atas hilangnya kesempatan tersebut.

“Kami mempunyai kesempatan untuk membuat perubahan nyata,” katanya kepada Reuters.

Sumber: Reuters

[post-views]
Selaras